Perkenalkan Kain Songket Tenun Khas Sasak Saat MotoGP Mandalika, Ladara Kepincut Bawa ke UNESCO

"Kain tenun khas suku Sasak ini, akan dibawa untuk menjadi warisan budaya benda dunia ke UNESCO," terang Lalu Aswadina.

Penulis: Lalu M Gitan Prahana | Editor: Lalu Helmi
Istimewa
Pelaku UMKM Bidadariku saat memperkenalkan produk kain songket tenun alami saat Gelaran MotoGP Mandalika. 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com Lalu M Gitan Prahana

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Pergelaran MotoGP yang berlangsung 18-20 Maret 2022 kemarin menjadi mementum bagi para pelaku UMKM di Lombok Tengah (Loteng) untuk memperkenalkan produk-produknya.

Diantaranya adalah pelaku UMKM Bidadariku yang memperkenalkan produk songket tenun alami khas suku sasak, Lombok tersebut.

Lalu Aswadina Faisal, ketua UMKM Bidadariku menyampaikan kalau dalam mengenalkan kain songket tersebut, ia bekerjasama dengan BNI, Dewan Kesenian Nasional dan Yayasan Songket Tenun Indonesia.

Baca juga: MotoGP Mandalika, Pedagang Kain Tenun Keliling di Pantai Kuta Sebut Tak Ada Kenaikan Omzet Penjualan

Baca juga: Berkah MotoGP Mandalika 2022, Kuliner Khas Lombok Sate Rembiga hingga Ayam Taliwang Jadi Primadona

"Kami mengenalkan alat, bahan serta proses pemintalan kapas menjadi benang hingga menampilkan hasil tenunan," katanya pada Senin (21/3/2022).

Dan alhamdulillah melalui ajang MotoGP Mandalika kemarin, CEO Aplikasi Laut, Darat, Udara (Ladara) Nanny Hadi Tjahjanto merespon hal itu.

"Kain tenun khas suku Sasak ini, akan dibawa untuk menjadi warisan budaya benda dunia ke UNESCO," terang Lalu Aswadina.

"Tentu kita berharap hal itu bisa segera terwujud dan kami para pelaku kerajinan tenun ini, siap membantu promosikan songket ini menjadi warisan dunia," lanjutnya.

Kain songket tenun khas Sasak
Kain songket tenun khas Sasak (Istimewa)

Selain itu, untuk mengenalkan kain songket tersebut, Umkm Bidadariku juga menampilkan pertunjukan tarian topeng Tempengas.

"Bukan saja memajang produk tapi bagaimana fungsi kain tenun dalam berbagai aspek bisa dimanfaatkan," tutur ketua Umkm Bidadariku itu.

Diantaranya adalah dapat digunakan sebagai kostum pertunjukan kesenian-kesenian khas dari suku Sasak.

Lalu Dedi Purnawan selaku pemeran tarian topeng tempengas, berharap kain songket suku sasak ini bisa segera di akui oleh Unisco.

"Sebab kain tenun khas suku sasak ini bukan saja memilki nilai filosofi yang tinggi, namun warisan dari nenek moyang yang harus terus dijaga dan pertahankan," pungkasnya.

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved