MotoGP Mandalika 2022
The Griya Lombok, Rumah Daur Ulang Sampah Kertas Bisa Jadi Pilihan Wisata Edukasi Penonton MotoGP
Selain nilai seninya, The Griya Lombok yang berlokasi di Jalan Layur, Ampenan Selatan, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram tampak seperti kediaman.
Penulis: Patayatul Wahidah | Editor: Lalu Helmi
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Patayatul Wahidah
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Selain nilai seninya, The Griya Lombok yang berlokasi di Jalan Layur, Ampenan Selatan, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram tampak seperti kediaman pada umumnya.
Susunan batu bata berwarna merah yang menyokong bangunan itu nampak biasa.
Gazebo yang berdiri kokoh dengan atap berwarna merah, tiang-tiang berukiran kaligrafi hingga bertuliskan Mataram itu juga tidak terlihat berbeda.
Baca juga: Pasar Seni Senggigi, Lokasi Wisata Favorit Masyarakat Lombok di Akhir Pekan
Baca juga: Rekomendasi Tempat Wisata di Sekitar Lombok, Pilih Desa atau Pantai
Namun siapa sangka jika kesemua itu terbuat dari daur ulang sampah kertas.
Ialah Theo Setiaji Suteja, pria bertangan dingin dibalik berdirinya rumah bernilai seni tinggi itu.
Berkat kretaivitas dan imajinasinya, sampah kertas kemudian digubah menjadi nilai seni yang bermanfaat bahkan mempunyai nilai ekonomi.
Pembangunan rumah kertas ini bermula di tahun 2012 sekedar sebagai hobi untuk mengisi masa purna tugasnya.
Theo mulai mencari cara agar kertas dapat menggantikan kayu sehingga dapat mengurangi illegal logging (penebangan kayu secara liar).
“Kenapa memilih kertas? Karena kertas kan terbuat dari kayu, nah aku akhirnya menggunakan sampel kertas itu untuk mencoba mengembangkan apakah kertas yang bahan bakunya kayu itu bisa dikembalikan jadi kayu?, “ kata Theo.
Setelah melalui beberapa kali percobaan yang membutuhkan waktu hampir enam bulan, Theo akhirnya menemukan formula tepat membuat bahan pengganti batu bata dan kayu.
Bahkan formula yang ia buat kokohnya melebih batu bata.
Theo coba membuktikan ketahanan batu bata dari kertas itu dengan memukulkannya satu sama lain.
Namun hasilnya kedua batu bata itu bergeming, tidak pecah.
Hanya menimbulkan suara keras dan nyaring saat keduanya dipukul secara bersamaan.