Kisah Nenek 73 Tahun Penjual Serabi Asal Lombok Timur, Tetap Semangat Berjualan Meski Disepuh Usia

Meski usianya sudah hampir tiga per empat abad, ia masih melakoni profesinya, menjual serabi.

Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Lalu Helmi
TRIBUNLOMBOK.COM/AHMAD WAWAN SUGANDIKA
Nenek Risky (73) saat tengah memanaskan tungku mempersiapkan dagangan serabinya. 

Megantara kesehariannya bekerja menjadi petugas kebersihan di Selong.

Berawal ditinggal suami yang sangat dicintainya, Nenek Risky memutuskan mencari rezeki.

Hal itu juga sekaligus mengisi waktu senggangnya di usia tuanya.

Anak nenek Risky kini hidup berkeluarga dengan  1 orang anak.

Melihat anaknya yang hidupnya pas pasan, membuat Nenek Risky juga memilih menghidupi dirinya sendiri. 

Sejujurnya, kata Nenk Rizky uang dari hasil jualan serabinya sebenarnya juga tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari.

Harga perporsi serabi itu ia jual Rp 10 rb yang diisikan 6 buah serabi dibungkus daun pisang.

Namun, Nenek Risky tetap mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan keadanya.

"Walaupun sudah tua, saya nggak mau bebani anak saya, saya tahu kemampuan saya sampai mana dan saya juga tau kapan saya harus berhenti berjualan," ucapnya.

Kegigihan dan semangat menjemput rezeki terpancar jelas di raut wajahnya yang sudah tidak halus lagi.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved