Berita Sumbawa
BPBD: Kerusakan Hutan Picu Bencana Banjir Tiap Tahun di Sumbawa
Kerusakan hutan yang kian parah akibat pembukaan lahan untuk tanaman jagung membuat wilayah Sumbawa kerap dilanda bancana banjir hampir setiap tahun.
Penulis: Galan Rezki Waskita | Editor: Sirtupillaili
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Galan Rezki Waskita
TRIBUNLOMBOK.COM, SUMBAWA - Bencana banjir merupakan bencana tahunan di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Saat ini, tercatat sepuluh kecamatan yang dilanda banjir bandang selama musim penghujan.
Lokasi ini tersebar dari timur hingga barat Kabupaten Sumbawa.
Bahkan, wilayah selatan seperti Lunyuk juga tidak luput dari bencana ini.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumbawa Muhammad Nurhidayat menjelaskan, penyebab utama banjir adalah hilangnya vegetasi alam.
"(Banjir terjadi) akibat hilangnya vegetatif, pembukaan lahan. Masyarakat lagi trennya tanam jagung," terang Dayat, pada TribunLombok.com, Rabu, 9 Maret 2022.
Baca juga: Awalnya Saling Olok, Dua Kelompok Pelajar di Sumbawa Terlibat Tawuran
Baca juga: Pipa PDAM Rusak, Korban Banjir Sumbawa Terancam Krisis Air Bersih
Kurangnya daya serap hutan mengakibatkan air langsung mengarah ke sungai dan meluap ke pemukiman warga.
Terlebih, air itu juga membawa campuran tanah yang berakhir pada pendangkalan atau sedimentasi.
Sedimentasi ini akan turut menjadi penyebab sungai mudah meluap di musim penghujan berikutnya.
Tidak tanggung-tanggung, bencana ini menelan kerugian hingga miliaran rupiah.
Sebagai contoh, banjir Kecamatan Alas diperkirakan menelan kerugian Rp 29,3 miliar lebih.
Jumlah itulah yang dibutuhkan untuk membangun lokasi bekas banjir.
Parahnya, persoalan hilangnya vegetasi tidak hanya menjadi pemicu banjir, tapi juga tanah longsor.
Terbukti di beberapa lokasi di antara seperti Tepal dan Lunyuk, tempat tersebut sudah pernah ditangani BPBD terkait longsor.
(*)