Wisata Lombok

Keunikan Desa Adat Ende Dekat Sirkuit Mandalika, Lantai Rumah Dilumuri Kotoran Sapi

Selain Desa Sade, di Lombok Tengah juga ada Desa Wisata Ende yang menawarkan kehidupan masyarakat Lombok tempo dulu. Desa ini memiliki banyak keunikan

Penulis: Sinto | Editor: Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM/SINTO
Suasana di desa tradisional Ende, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, NTB, Senin, 7 Maret 2022. 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Desa Wisata Sasak Ende dapat menjadi pilihan saat menonton gelaran MotoGP Mandalika tanggal 18-20 Maret 2022.

Desa ini terletak 7 kilometer dari Sirkuit Mandalika.

Tepatnya berada di Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah.

Desa ini tepat berada di jalur lama dari Bandara Lombok ke kawasan Mandalika, bukan jalan bypass Bandara-Mandalika. 

Pengunjung bisa menggunakan sepeda motor atau menyewa mobil travel untuk diantarkan ke sini. Tergolong cukup dekat dari Sirkuit Mandalika.  

Dengan nuansa tradisional, desa ini menawarkan banyak keunikan kehidupan warga Sasak tempo dulu.

Baca juga: Lombok Timur Daftarkan 150 Desa Ikuti Anugerah Desa Wisata Indonesia Tahun 2022

Baca juga: Wisata Alam Aik Nyet Sesaot di Lombok Barat, Lokasi hingga Harga Tiket Masuk

Desa adat Sasak ini memiliki memiliki 30 rumah tradisional yang berjejer menghadap ke arah timur.

Setidaknya terdapat 150 penduduk yang menempati desa wisata adat Ende ini.

Salah satu keunggulan desa ini, pendudunya masih mempertahankan nilai-nilai adat istiadat dan budaya leluhur nenek moyang.

Diantaranya rumah adat Sasak yang mereka sebut dengan "bale tani".

Bale tani ini memiliki banyak sekali keunikan serta memiliki makna tersendiri bagi masyarakat suku Sasak di Ende.

Bagian atapnya terbuat dari rumput ilalang.

Menurut Samiun pengelola desa wisata adat Ende, masyarakat Sasak Ende memakai rumput ilalang itu lebih sejuk saat ditempati.

"Meski cuacanya panas, suhu udaranya tidak terlalu menyengat. Istilahnya sebagai penyaring udara yang keluar masuk," jelasnya saat diwawancarai langsung tribunlombok.com.

Namun ia menyampaikan jika atap tersebut harus dilakukan peremajaan karena biasanya atap tersebut akan lapuk saat sudah lima tahun pemakaian.

Biasanya mereka mendapatkan rumput ilalang tersebut dari Padang rumput yang terdapat di sekitar wilayah Kecamatan Pujut.

Namun kadang-kadang mereka membelinya di daerah lain karena rumput ilalang saat ini sudah langka di wilayah Pujut.

Baca juga: Menko Airlangga Beli 2 Lembar Kain Tenun Seharga Rp 8 Juta di Desa Sade 

Keunikan lainnya dari bale tani ini adalah pintunya yang cenderung pendek daripada rumah pada umumnya.

Pintu masuk bale tani ini sekitar 140 centimeter.

Samiun menyampaikan jika pintu masuk dibuat pendek memiliki fungsi tersendiri pula.

Ketika kita berkunjung ke rumah seseorang tamu harus menghormati dan memberikan salam kepada penghuni rumah.

Karena itu pintu bale tani dibuat pendek fungsinya untuk menghargai dan menghormati pemilik rumah.

"Karena pintunya pendek otomatis kita akan merunduk dan itu artinya kita mengutamakan sopan santun kepada mereka," tambahnya.

Tidak hanya itu, lantai bale ini juga dilumuri kotoran sapi untuk memperkuat rekatan lantai rumah.

Melumuri lantai rumah adat dengan kotoran sapi merupakan tradisi yang sudah ada sejak nenek moyang dahulu dan masih terus dilestarikan hingga saat ini.

Kotoran sapi yang diambil adalah kotoran sapi yang baru keluar dari hewan mamalia tersebut.

Selanjutnya, ditambahkan sedikit air agar agak mencair.

Baru kemudian seluruh area lantai rumah dilumuri dengan kotoran tersebut menggunakan tangan.

"Nah di sini itukan 100 persen muslim. Meskipun kita salat di atas lantai tersebut, salat kita tetap sah karena kita juga wajib pakai alas," katanya.

"Alasnya itu terbuat dari daun tanaman pandan kering. Masyarakat suku Sasak menyebutnya tipah pandan," ujarnya.

SENI BUDAYA: Seorang seniman di Desa Sade menabuh gendang beleq, salah satu seni musik masyarakat Lombok.    
SENI BUDAYA: Seorang seniman di Desa Sade menabuh gendang beleq, salah satu seni musik masyarakat Lombok.     (TribunLombok.com/Sirtupillaili)

Selain bale tani, desa adat ini juga memiliki kesenian lainnya yang dapat ditampilkan saat berkunjung.

Diantaranya seni dan tradisi Peresean, Nyensek, dan Gendang Beleq.

Setelah berkeliling melihat keunikan desa ini, pengunjung dapat membeli berbagai jenis souvenir khas Lombok.

Mulai dari kain tenun, kain songket, sarung, kaos Lombok, gelang, kalung, mutiara dan lain sebagainya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved