Mangge Tutu, Makanan Nikmat Khas Bima yang Selalu Dirindukan

Jika daerah lain asam muda hanya untuk membuat perasan air asam, maka berbeda bagi warga Bima Nusa Tenggara Barat (NTB). 

Penulis: Atina | Editor: Lalu Helmi
Istimewa
Inilah makanan khas warga Bima, asam muda yang ditumbuk bersama cabai dan kemangi menjadi favorit untuk disantap bersama ikan bakar. 

Laporan  Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Jika daerah lain asam muda hanya untuk membuat perasan air asam, maka berbeda bagi warga Bima Nusa Tenggara Barat (NTB). 

Si hijau dengan tingkat keasaman yang tinggi ini, menjadi hidangan khas dan istimewa bagi warga. 

Terutama ketika musim hujan, karena pada saat itu pohon-pohon asam mulai berbuah. 

Baca juga: Jelang Ramadan 2022, Minyak Goreng di Kota Bima Langka

Proses penumbukan asam untuk membuat Mangge Tutu.
Proses penumbukan asam untuk membuat Mangge Tutu. (Istimewa)

Baca juga: Tren Kasus Baru Covid-19 Terus Bertambah, BPBD Kota Bima Terima Ribuan Masker 

Nama makanan berbahan dasar asam muda ini, disebut Mangge Tutu atau Asam Tumbuk. 

Mangge berarti asam dan Tutu berarti tumbuk. 

TribunLombok.com, mengikuti secara khusus bagaimana proses pembuatan makanan yang cocok dihidangkan dengan ikan bakar ini. 

Pertama-tama, asam muda dicuci bersih agar debu-debu yang menempel hilang. 

Kemudian, asam ditumbuk pada sebuah cobek batu hingga halus. 

Selama proses penumbukan, sembari mencampurkannya dengan cabai sesuai dengan selera atau tingkat kepedasan yang diinginkan. 

Setelah halus dan merata, terakhir dicampur kemangi dan ditumbuk kasar. 

Tak lupa, membumbuinya dengan garam dan penyedap rasa secukupnya. 

Mangge Tutu pun, siap dicolek bersama sobekan ikan bakar hangat dan sayur kelor. 

Bagi warga Bima, Mangge Tutu merupakan makanan tradisional para petani di gunung yang selalu dirindukan. 

Pasalnya, musim buah asam hanya sekali setahun yakni pada awal musim penghujan. 

Sehingga tidak jarang, ketika musimnya maka si kecut ini diburu dan dijual dengan harga lumayan mahal. 

Yuyun warga Melayu Kota Bima mengatakan, Mangge Tutu bisa menjadi pengganti sambal. 

Bahkan ketika tidak memiliki lauk, maka nasi panas dan Mangge Tutu pun cukup menjadi santapan yang lezat bagi keluarganya. 

"Asam dan pedas, itulah yang nikmat. Apalagi kalau ada sayur kelor lengkap, saya bisa habiskan beberapa piring nasi," akunya tersipu malu.

(*) 

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved