Mengenal Nyale, Cacing Laut yang Sangat Diburu Masyarakat Lombok
Nyale atau cacing laut merupakan makanan khas Lombok yang selalu diburu setiap tahun oleh masyarakat suku Sasak, Lombok.
Penulis: Sinto | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Namun tidak sedikit pula masyakarat Lombok Tengah yang sengaja menginap untuk mencari nyale tersebut.
Hal ini karena pada malam puncak nyale tersebut terdapat berbagai acara yang digelar untuk menyambut keluarnya nyale tersebut.
Berbagai acara tersebut dikenal dengan nama Festival Bau Nyale atau Festival Nangkap Cacing Laut.
Beberapa acara yang digelar pada malam puncak festival bau nyale adalah penobatan Putri Mandalika dan juga penampilan artis papan atas ibu kota.
Beberapa pejabat ibu kota biasanya juga hadir untuk menyampaikan sambutan pada malam puncak acara bau nyale.

Beberapa acara sebelum malam puncak festival bau nyale juga banyak digelar.
Beberapa acara yang digelar tersebut diantaranya pemilihan Puteri Mandalika, Mandalika Fashion Street Carnaval, Bepaosan atau pembacaan naskah lontar, wayang kulit hingga yang paling digemari oleh masyarakat Lombok adalah Peresean.
Setelah masyarakat bau nyale, biasanya mereka akan memasaknya dengan cara masak santan dan ada pula yang dimasak dengan dibakar dilapisi daun pisang dan selanjutnya digoreng.
Sementara masyarakat yang menangkap nyale menggunakan sampan biasanya mereka menjualnya ke pasar karena jumlah yang mereka dapatkan biasanya sangat banyak.
Untuk harganya biasanya sangat bervariasi tergantung dari jenis dan kebersihan nyalenya.
Nyale hijau biasanya lebih mahal harganya sementara nyale air biasanya lebih murah.
Untuk nyale air biasanya dijual dengan harga Rp 50 ribu satu baskom, sementara nyale hijau biasanya dijual hingga Rp 100-150 ribu per baskom.
Banyaknya rumput lain di nyale juga akan sangat berpengaruh terhadap nyale yang dijual.
(*)