Ngeblong Kanan dan Nyalip di Tikungan, Bus Tabrak Dump Truk di Brebes, Kedua Kendaraan Ringsek Parah
Bus berkelir oranye tersebut adu banteng dengan truk dump tronton bernopol G-8053-QA.
TRIBUNLOMBOK.COM - Kecelakaan maut terjadi di daerah Brebes, Jawa Tengah.
Insiden itu melibatkan sebuah Bus Rosalia Indah.
Bus tersebut melaju dari Jakarta menuju Yogyakarta.
Kecelakaan terjadi di Jalan Lingkar Bumiayu, Brebes, sera pukul 14.00 WIB, Rabu (16/2/2022).
Berdasarkan informasi yang beredar, bus berkelir oranye tersebut adu banteng dengan truk dump tronton bernopol G-8053-QA.
Kini, kedua kendaraan dalam kondisi rusak parah.
Baca juga: Cerita Budianto, Marshal yang Gotong Motor Pembalap saat Kecelakaan Tes Pramusim MotoGP Mandalika
Baca juga: Pedangdut Machicha Mochtar Kecelakaan jadi Korban Tabrak Lari, Sempat Tak Sadar dan Retak di Kepala
Baik bus maupun truknya mengalami ringsek di bagian depan.
"Saya posisinya berada di belakang bus Rosalia Indah.
Bus ngeblong kanan, nyalip di tikungan.
Di depannya ada dump truk," kata Arif (45), saksi di lokasi kejadian.
Baca juga: Kronologi Kecelakaan Mobil yang Tewaskan Anak Gubernur Kaltara: Timbul Percikan & Api Cepat Membesar
Bus melaju dari arah utara atau Jakarta/Tegal ke arah selatan atau Purwokerto/Yogyakarta.
Sedangkan truk dari arah sebaliknya.
Di lokasi kejadian, Arif melihat ada lima orang yang di bawa ke rumah sakit karena mengalami luka ringan.
Dua korban, yakni sopir truk dan sopir bus, mengalami luka berat.
Keduanya langsung dibawa ke RSI Muhammadiyah Aminah Bumiayu.
"Sopir dump truk sepertinya tulang kakinya patah dan pinggulnya luka," terangnya.
Setelah kejadian, kedua sopir sempat terjepit bodi kendaraan yang ringsek.
Dengan bantuan petugas dan warga yang ada di lokasi, akhirnya korban dapat dievakuasi.
Sopir Truk Meninggal

Setelah mendapatkan perawatan di IGD RS Aminah Bumiayu, korban yang merupakan sopir truk bernama Wasduri (46) warga Tulis, Kabupaten Batang, dinyatakan meninggal dunia.
Sopir bus Rosalia Indah, Mabrur (46), warga Salaman, Kabupaten Magelang masih mendapatkan perawatan.
"Ini masih menunggu istri dan anak dari Batang," kata rekan korban sopir truk, Handoko (35) saat ditemui di depan IGD rumah sakit.
Handoko menuturkan, korban baru saja menurunkan muatan di pabrik semen yang ada di Ajibarang, Banyumas.
"Bawa muatan batu bara dari Cirebon ke Ajibarang.
Ini lagi perjalanan lagi ke Cirebon," ucap Handoko yang juga sopir truk batu bara dari perusahaan yang sama dengan korban.
Ia menceritakan, setelah menurunkan muatan batu bara, sempat makan bersama korban di Ajibarang, sebelum melanjutkan perjalanan ke Cirebon.
"Jadi ada beberapa truk (rombongan) yang membawa muatan batu bara.
Dari rumah makan, saya meluncur dulu ke Cirebon sedangkan Mas Wasduri (korban meninggal) meluncur paling terakhir," jelasnya.
Setelah lepas dari Bumiayu atau di Kecamatan Tonjong, ia memperoleh informasi bahwa rekannya mengalami kecelakaan lalu lintas di Bumiayu.
Ia pun langsung putar balik untuk mengetahui kondisi korban seperti dikutip dari TribunJateng.com dengan judul Update Kecelakaan Bus Rosalia Indah Vs Truk di Jalan Lingkar Bumiayu, Sopir Asal Batang Meninggal.
Kasus Kecelakaan Lainnya
Sebuah kasus kecelakaan mobil hingga terbakar tengah menjadi perhatian publik.
Insiden itu terjadi di kawasan Senen, Jakarta Pusat, pada Senin (7/2/2022) dini hari.
Kini, satu per satu misteri kecelakaan tersebut akhirnya terkuak.
Petugas berwajib telah berhasil mengidentifikasi pengemudi dan penumpang mobil yang meninggal dalam kecelakaan tersebut.
Menurut polisi, sang pengemudi berjenis kelamin perempuan dengan nama Fatimah.
Sementara penumpangnya diketahui bernama AKP Novandi Arya Kharizma.
Baca juga: Tatap Nanar Mulyadi Kehilangan 7 Anggota Keluarga di Kecelakaan Bus Imogiri, Selamat karena Beda Bus
Baca juga: Duduk di Sisi Sopir, Danarto Terlempar Masuk Selokan saat Kecelakaan Bus Imogiri : Merangkak Naik
Keduanya kala itu tengah mengendarai mobil Camry dengan nomor polisi B 1102 NDY.
Polisi menduga, mobil tersebut hilang kendali saat melaju dengan kecepatan tinggi.
Mobil itu kemudian menabrak separator busway.
Polisi menambahkan, mobil tersebut lalu terbakar setelah percikan api muncul.
Baca juga: Kronologi Bocah 3 Tahun di Karimun Tewas Ditabrak, Korban Terlindas Saat Sopir Mundurkan Truk Air
Api itu diduga muncul akibat gesekan antara kendaraan dengan separator busway.
Namun, kepolisian belum mengetahui secara pasti penyebab mobil tersebut hilang kendali dan mengalami kecelakaan tunggal hingga terbakar.
Penyidik baru memastikan korban yang mengemudikan mobil tersebut, lalu menetapkannya sebagai tersangka.
Setelah itu, kepolisian menghentikan penyidikan karena tersangka kasus kecelakaan tunggal tersebut meninggal dunia.
Korban polisi sekaligus anak gubernur Kaltara
Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo menjelaskan, tim DVI sudah mengidentifikasi dua korban kecelakaan mobil Camry hingga terbakar tersebut.
Dari situ, diketahui bahwa salah satu korban adalah anggota kepolisian bernama AKP Novandi Arya Kharisma.
Dia bertugas sebagai Kasat Polairud Polres Berau, Polda Kalimantan Timur.
"Korban ini atas nama Novandi Arya Kharisma adalah anggota Polri yang saat ini bertugas di Polda Kalimantan Timur," ujar Sambodo kepada wartawan, Selasa (8/2/2022).
AKP Novandi, lanjut Sambodo, merupakan anak Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwan.
Baca juga: Viral Pria Jalan Pincang Pura-pura Jadi Korban Tertabrak Mobil, Polisi Sebut Modus Baru Pemerasan
Korban kemudian langsung diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.
"Dapat kami sampaikan bahwa betul korban adalah putra beliau, jenazah sudah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan," kata Sambodo.
Kabid Dokkes Polda Metro Jaya Kombes Didiet Setiobudi menjelaskan, jenazah AKP Novandi teridentifikasi berkat data odontogram yang dimiliki kepolisian.
Pada saat identifikasi, tim DVI menemukan kecocokan hasil pemeriksaan korban dengan data gigi atau odontogram yang telah dimiliki kepolisian.
"Ada beberapa bagian yang menentukan atau menunjukkan bahwa 100 persen yang bersangkutan bisa dipastikan Novandi Arya Kharisma," ungkap Didiet.
Satu korban lain kader PSI

Menyusul terungkapnya identitas Novandi, kepolisian akhirnya berhasil mengidentifikasi satu korban tewas lain dalam kecelakaan tersebut.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengungkapkan, satu korban lain merupakan seorang perempuan bernama Fatimah (31).
Fatimah merupakan kader sekaligus pengurus Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
"Ya (kader PSI). Atas nama Fatimah," kata Zulpan kepada Kompas.com, Rabu (9/2/2022).
Baca juga: Sempat Ditahan Pejalan Kaki, Mahasiswi UI Nekat Menyebrang Rel & Tewas Tertabrak KRL di Pondok Cina
Sementara itu, Didiet mengungkapkan bahwa jenazah korban teridentifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan yang dicocokan dengan data riwayat kesehatan dari pihak keluarga Fatimah.
"Medical record-nya jadi ada bekas operasinya yang bisa kita identifikasi ini memang si Ibu Fatimah tersebut," kata Didiet.
Jenazah Fatimah selanjutnya diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.
Fatimah jadi tersangka

Setelah kedua korban teridentifikasi, kepolisian menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) lanjutan untuk mengetahui tersangka dalam kasus kecelakaan tersebut.
Sambodo mengungkapkan, Fatimah yang juga menjadi korban tewas dalam kecelakaan itu diketahui merupakan pengemudi Camry yang ditumpangi AKP Novandi.
Fatimah pun ditetapkan sebagai tersangka karena diduga lalai saat mengemudi hingga menyebabkan kecelakaan tunggal, dan mengakibatkan seseorang meninggal dunia.
"Karena ini laka lantas tunggal, kemudian pengemudinya adalah saudari F, menyebabkan korban saudara NAK meninggal, maka si pengemudi saudari F ini dijadikan tersangka. Itu kesimpulannya," ungkap Sambodo.
Bersamaan dengan itu, kepolisian langsung menerbitkan surat perintah penghentian penyidikan (SP3) kasus kecelakaan mobil yang menewaskan Novandi dan Fatimah.
Sebab, kata Sambodo, tersangka dalam kecelakaan tunggal tersebut meninggal dunia. Langkah ini sesuai dengan aturan yang tertuang dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).
"Karena tersangka saudari F ini meninggal dunia," ucap Sambodo,
"Sesuai dengan KUHAP, penyidik menghentikan penyidikan terhadap kasus laka lantas tersebut dan kemudian penyidik menerbitkan SP3," kata Sambodo.
Sambodo menambahkan, Fatimah maupun Novandi tidak berusaha keluar dari kendaraan saat kecelakaan terjadi karena pingsan.
Warga yang berada di sekitar lokasi pun tidak sempat mengevakuasi kedua korban karena api dengan cepat membesar dan menghanguskan kendaraan.
"Karena sudah timbul percikan api dan kemudian api itu cepat membesar, akhirnya masyarakat yang tadinya mau menolong kemudian mundur, takut terjadi ledakan di mobil tersebut," kata Sambodo seperti dikutip dari Kompas.com dengan judul "Akhir Misteri Kecelakaan Mobil di Jakpus, Korban Tewas AKP Novandi dan Kader PSI Fatimah, Sang Politisi Jadi Tersangka".
(TribunJateng/ mamdukh adi priyanto)