Berita Bima
Pemuda Korban Jembatan Putus di Kota Bima Sempat Sampaikan Niatnya Akan Pergi Jauh
Beberapa pekan sebelum kejadian yang merenggut nyawanya, Habib sempat berkata akan pergi jauh.
Penulis: Atina | Editor: Dion DB Putra
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina
TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Habib Muzahir, pemuda yang menjadi korban jembatan putus di Kota Bima sempat mengatakan akan pergi jauh kepada dua adiknya.
Habib Muzahir atau akrab disapa Habib merupakan anak sulung dari empat bersaudara.
Di mata kedua adiknya, Habib sosok yang penyayang.
Baca juga: Tak Tahu Jembatan Putus, Seorang Pemuda di Kota Bima Tewas Terjatuh Bersama Motornya
Baca juga: Nakes Terpapar Covid-19 Terus Bertambah, Sekda Bima Minta RSUD Tutup Sebagian Layanan di Poli
Apapun dilakukannya demi menjaga adik perempuan dan adik laki-lakinya.
Beberapa pekan sebelum kejadian yang merenggut nyawanya, Habib sempat berkata akan pergi jauh.
"Dia bilang, suatu saat abang akan pergi jauh," ungkap adiknya, Nurul saat ditemui TribunLombok.com, Minggu (13/2/2022).
Nurul dan keluarga tidak menyangka saudara tertuanya tersebut meninggal dalam kecelakaan tunggal di lokasi jembatan yang putus di Kota Bima.
Nurul mengaku ada beberapa sikap Habib yang tidak biasa pada malam sebelum kejadian.
"Dia pinjam motor saya, saat saya masih jualan. Biasanya giliran dia, setelah saya selesai jualan. Dia juga sampai dua kali minta uang ke saya. Tumben seperti itu," cerita Nurul.
Kemudian sekira pukul 01.00 WITA, Minggu (13/2/2022), korban sempat menemui ibunya yang tinggal berbeda dengan dia dan ayahnya karena sudah bercerai.
Menurut cerita keluarga, ibunya adalah orang terakhir dari keluarga, yang ditemui Habib sebelum meninggal dunia.
"Cerita ibunya, dia datang minta uang jam satu malam. Terus dia berjanji, akan kembali ke rumah ibunya pagi hari. Tapi ditunggu tidak datang dan dikabarkan meninggal kecelakaan," ungkap kerabat korban yang lain.
Sementara ayah korban Fikri mengaku, mendapatkan telepon dari nomor anaknya pada pukul 05.30 Wita.
Namun, suara yang terdengar bukanlah suara anak sulungnya Habib, tapi orang lain.
"HP-nya ada di kantong, jadi itu yang dipakai telepon warga di sana dan ngasi tahu kalau Habib kecelakaan," ungkap Fikri.
Ia menyebut anaknya tersebut orang baik.
Habib sempat kuliah tapi putus di tengah jalan karena tertekan dengan perceraian yang terjadi antara dirinya dengan sang istri.
"Dia anak baik. Kalaupun ada nakalnya, seperti anak laki-laki lainnya. Dia stres karena kami bercerai," ujar pria yang juga imam masjid setempat ini.
Fikri juga mengungkapkan, saat mengevakuasi jenazah sang anak, di lokasi tidak terdapat palang atau papan peringatan di lokasi jembatan putus.
Ia meyakini, anaknya dari arah barat Kota Bima menuju ke timur.
Menurut dia, jika anaknya bergerak dari lajur timur maka tidak mungkin jatuh karena terdapat material pasir dan batu yang menghalangi jalan.
"Saat saya ke lokasi, memang tidak ada penghalang apapun. Kalaupun ada, saya yakin anak saya tidak akan jatuh," tandasnya.
Hingga berita ini ditayangkan, pihak keluarga korban mengaku belum ada dimintai keterangan oleh kepolisian.
"Hanya dimintai KTP saja tadi saat di lokasi," pungkas Fikri. (*)
Simak berita lain dari Bima