Konflik Pembangunan Waduk Desa Wadas di Purworejo: Adil yang Terbedil

Dimensi esensial lebih penting dari dimensi material dan dimensi sosial lebih penting dari dimensi ekonomi

tribunnews
Para warga Desa Wadas, Kabupaten Purworejo yang menolak pembangunan Bendungan Bener. 

Oleh: Nur Hadi Ihwani

Keadilan seharusnya menjadi elemen kunci dalam paradigma pembangunan.

Dimensi moral pembangunan harus lebih penting dari dimensi rasional.

Dimensi esensial lebih penting dari dimensi material. dan dimensi sosial lebih penting dari dimensi ekonomi.

Pendekatan pembangunan yang berasal dari tingkat atas tidak selalu lebih sempurna dari pengalaman dan aspirasi pembangunan di tingkat bawah.

Jangan memaksa dan menyamaratakan penggunaan teknologi tertentu untuk seluruh kawasan pembangunan yang sangat luas dan beragam tahap perkembangannya. teknologi modern tidak selalu lebih ampuh dari teknologi tradisional.

Akselerasi teknologi harus santun di hadapan environmental ethics, karena imbas utama dari teknologi selalu kepada lingkungan.

Ukuran efisiensi pembangunan jangan hanya berorientasi jangka pendek. artinya, investasi jangan diarahkan pada sesuatu yang ingin serba cepat menghasilkan angka demi mengkarbit tingkat pertumbuhan. sebab anggapan yang demikian, sama sekali tidak menjiwai prinsip sosial budaya dari pembangunan dan menghargai potensi yang ada pada rakyat sebagai kekuatan pembangunan.

Fokus pada upaya pemberdayaan, karena masyarakat yang berdaya akan menjadi sumber pertumbuhan jangka panjang yang menjanjikan.

Meski dalam time frame yang sedikit lebih panjang, namun mindset pembangunan yang dihasilkan akan jauh lebih berkualitas, sehat dan lestari (sustainable).

Dalam teori pembangunan ada gagasan yang bernama; pembangunan berkelanjutan. visinya adalah kesejahteraan umum dan pemerataan pembangunan dari generasi ke generasi. dalam konsep ini, penggunaan sumber daya alam dan lingkungan yang merusak sumbernya, tidak dihitung sebagai kontribusi terhadap pertumbuhan, melainkan dinilai sebagai pengurangan dan pendegradasian terhadap aset.

Maka praktik pembangunan yang destruktif sama saja dengan tindakan merobohkan dan menghancurkan bangunan peradaban.

Alih-alih mencari keadilan, yang diterima justru pembedilan.

*Nur Hadi Ihwani, Dosen Universitas Teknologi Sumbawa, alumni Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Pemerhati Sosial

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved