Event MotoGP Mandalika 2022 Diprediksi Hasilkan 70 Ton Sampah, Pemprov Optimalisasi Penanganan
Dinas LHK Provinsi NTB memprediksi pengeluaran sampah event MotoGP Mandalika di sekitar area Sirkuit Mandalika sebesar 70 ton sampah per hari
Penulis: Robbyan Abel Ramdhon | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
“Paling kami optimalkan adalah penanganannya, memastikan tersedia cukup kendaraan angkutannya, tersedia cukup tenaga kerjanya, dan siapkan beberapa lokasi di area hilir,” katanya.
Berdasarkan pelaksanakan WSBK lalu, Firman menilai pengelolaan sampah yang dilakukan pihak ITDC dan pengelola kawasan khusus sudah baik berkat dilibatkannya tenaga-tenaga profesional untuk menangani itu.
“Memang masi ada kendala di Sarpras, karena di masing-masing desa belum seluruhnya tersedia Sarpras yang memadai. Makanya yang kami dorong adalah penegasan regulasi dan gerakan pilah dan olah sampah,” cetusnya.
Menyambung pendapatnya, Firman menjelaskan sampah-sampah yang keluar dari lokasi diselenggarakannya event MotoGP Mandalika disepakati dengan Pemda Lombok Tengah dan ITDC sudah dalam keadaan terpilah sehingga yang dikirim ke TPA hanya sampah jenis residu.
“Ini untuk meminimalisir dampak-dampak dari kegiatan tersebut, terlebih TPS-TPS di sekitar kawasan itu bersifat temporer,” katanya.
Firman mengimbau masyarakat agar dapat mendukung terjaganya kebersihan lingkungan terlepas dari gelaran event MotoGP Mandalika.
“Ini bukan hanya tentang mendukung pelaksanaan MotoGP, juga untuk keberlanjutan lingkungan kita ke depannya. Karena dampak dari perbuatan kita hari ini akan terakumulasi menjadi dampak yang besar.”
“Kita galakkan revitalisasi gotong royong, kita galakkan gerakan pilah dan olah sampah dari rumah. Karena sampahmu adalah tanggung jawabmu, dan sampahku adalah tanggung jawabku,” tutupnya.
Kata Praktisi Lingkungan
Dihubungi di hari yang sama, Mifta, praktisi komunitas lingkungan Saujana, menilai event MotoGP Mandalika 2022 dapat menimbulkan tekanan terhadap daya dukung lingkungan.
Ia menjelaskan, daya dukung lingkungan (carrying capacity) dalam konteks ekologis adalah jumlah populasi atau komunitas yang dapat didukung oleh sumberdaya jasa yang tersedia dalam suatu ekosistem.
“Jika daya dukung terlampaui karena jumlah wisatawan yang berkunjung terlalu tinggi (overtourism) tanpa ada manajemen yang baik, hal ini akan menimbulkan berbagai dampak lingkungan, misalnya sampah yang menggunung hingga emisi carbon akibat aktivitas transportasi,” tegasnya.
Selain dampak-dampak tersebut, Mifta juga menyebutkan potensi akibat yang dapat terjadi saat berlangsungnya event MotoGP Mandalika 2022.
Baca juga: Logistik MotoGP Seberat 71.318 Kg Tiba di Bandara Lombok, Isinya Motor Para Pembalap
Antara lain kemacetan lalu lintas, turunnya kualitas pariwisata dan potensi kerusakan alam Lombok.
Untuk mengantisipasi terjadinya berbagai dampak tersebut, Mifta memaparkan sejumlah solusi.
