Kisah Amaq Ambo 25 Tahun Rawat Makam Maulana Syaikh TGKH Zainuddin Abdul Madjid, Berharap Karomah
Warga Rempung, Kecamatan Masbagik, Lombok Timur Amaq Ambo sudah 25 tahun merawat kebersihan makam Maulana Syaikh TGKH Zainuddin Abdul Madjid
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Wahyu Widiyantoro
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Warga Rempung, Kecamatan Masbagik, Lombok Timur Amaq Ambo sudah 25 tahun merawat kebersihan makam Maulana Syaikh TGKH Zainuddin Abdul Madjid.
Pria bernama asli Sumardi ini rela menempuh jarak 5,6 kilometer setiap hari untuk merawat makam Pahlawan Nasional ini di Pancor, Kecamatan Selong, Lombok Timur.
Amaq Ambo dikenal dengan keikhlasannya merawat makam Maulana Syaikh.
Kesehariannya merawat pendiri Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) itu dimulai sejak tahun 1997, 25 tahun silam.
Baca juga: SEJARAH NWDI, Didirikan TGKH M Zainuddin Abdul Madjid, Kini Dipimpin TGB KH M Zainul Majdi
Baca juga: PROFIL TGB KH M Zainul Majdi, Ketua Umum PB NWDI 2022-2027, Ulama Karismatik Cucu Maulana Syaikh
"Saya ikhlas, yang saya harapkan hanya karomah dari TGKH Muhammad Zainudin Abdul Majid," ungkapnya.
Dengan fisik yang mulai menua, Amaq Ambo setiap hari dengan sepenuh hati merawat makam.
Tak jarang ketika kelelahan, Amaq Ambo tidur di berugaq atau gazebo atau rumah panggung yang ada di area luar makam.
Walaupun rumahnya dengan makam hanya berjarak sekitar 10 menit berkendara sepeda motor, Amaq Ambo malah jarang pulang.
Dia lebih banyak menghabiskan waktu mengurusi makam Maulana Syaikh.
Petugas keamanan Makam Maulana Syaikh, Sunardi tahu benar kebiasaan Amaq Ambo.
"Amak ambo ini jarang pulang, kalau pulang paling hanya untuk mandi kemudian balik lagi,"ungkapnya
Keteguhan hati Amaq Ambo terbayar dengan materi sejak setahun lalu.
Pengelola makam memberi upah Amaq Ambo.
Dari yang sebelumnya Amaq Ambo bekerja dengan dasar keikhlasan.
(*)