Jenderal Mark Miley Prediksi Jika Pecah Perang Rusia-Ukraina Korban Akan Sangat Banyak

Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley memprediksi korban akan jatuh sangat signifikan jika pecah perang Rusia-Ukraina.

Penulis: krisnasumarga | Editor: krisnasumarga
zoom-inlihat foto Jenderal Mark Miley Prediksi Jika Pecah Perang Rusia-Ukraina Korban Akan Sangat Banyak
Aljazeera.com
BATAS NEGARA - Rusia menempatkan pasukan militer dalam skala cukup besar di perbatasan Rusia-Ukraina, memunculkan kekhawatiran invasi negara itu ke Ukraina.

TRIBUNLOMBOK.COM, MOSKOW – Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley berpendapat jika invasi Rusia ke Ukraina terjadi, itu akan mengakibatkan sejumlah besar korban.

“Mengingat jenis kekuatan yang disusun, kekuatan manuver darat, artileri, rudal balistik, angkatan udara, semuanya dilakukan bersamaan. Jika itu terjadi, akan menjadi signifikan, sangat signifikan,” kata Milley pada konferensi pers Pentagon Sabtu (29/1/2022) WIB.

Pendapat Milley ini didukung Menteri Pertahanan Lloyd Austin. Ia meyakini Presiden Rusia Vladimir Putin mampu melakukan beberapa pilihan yang tersedia.

Austin menambahkan, Presiden Joe Biden tidak berencana untuk mengerahkan pasukan AS ke Ukraina untuk operasi tempur. Meski begitu semua opsi lain di atas meja.

Baca juga: Penyebab Konflik Rusia-Ukraina, Ini Lima Fakta Dasar yang Bisa Menjelaskan

Baca juga: Presiden AS Joe Biden Peringatkan Bulan Depan Rusia Bisa Invasi Ukraina

Namun Biden pada hari yang sama mengungkapkan pasukan Amerika akan dikirim ke Eropa Timur dalam waktu dekat.

Sekitar 8.500 tentara AS telah ditempatkan dalam "siaga tinggi" dengan pandangan kemungkinan penempatan mereka ke Eropa Timur awal pekan ini.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, sementara itu, telah meminta AS untuk mengurangi retorika yang menggambarkan invasi yang hampir pasti ke Ukraina oleh Rusia.

Berbicara kepada wartawan asing pada Jumat, Zelensky menyatakan kami tidak melihat eskalasi yang lebih besar dari sebelumnya.

“Dari liputan media, sepertinya kita sudah berperang,” tambah presiden Ukraina, mencatat mereka tidak menginginkan kepanikan muncul.

Lloyd Austin kepada wartawan di Pentagon menyebut Presiden Joe Biden tidak bermaksud menempatkan pasukan ke Ukraina untuk operasi tempur.

Meskipun negosiasi terhenti, dengan AS menolak mundur dengan bersikeras Ukraina diizinkan bergabung dengan aliansi NATO, Austin mengatakan konflik tidak dapat dihindari dengan Rusia.

Austin mengakui AS tidak tahu apakah Presiden Rusia Vladimir Putin telah membuat keputusan akhir untuk menggunakan pasukan ini melawan Ukraina.

Meskipun mengesampingkan operasi tempur, AS sedang mempersiapkan aksi militer dengan cara lain. Sekitar 8.500 tentara Amerika di Eropa Timur dapat digunakan untuk memperkuat keamanan di sisi timur NATO.

Sementara Ukraina bukan anggota NATO, Austin menyarankan setiap serangan Rusia akan disambut dengan oposisi bersatu dari aliansi barat yang mendukung Ukraina.

Austin kemudian memperingatkan Moskow serangan terhadap satu anggota NATO adalah serangan terhadap mereka yang bersekutu di dalam pakta itu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved