Penyebab Konflik Rusia-Ukraina, Ini Lima Fakta Dasar yang Bisa Menjelaskan

Rusia meminta Ukraina tak bergabung NATO, sementara AS dan NATO menuduh Rusia hendak menginvasi Ukraina.

Editor: krisnasumarga
zoom-inlihat foto Penyebab Konflik Rusia-Ukraina, Ini Lima Fakta Dasar yang Bisa Menjelaskan
common/wikimedia/picasaweb
PERANG - Kelompok bersenjata di Donbas, wilayah yang hendak memisahkan diri di Ukraina bagian timur. Wilayah Donbas sangat dipengaruhi kultur dan politik Rusia.

TRIBUNLOMBOK.COM, DOHA – Para anggota Aliansi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Eropa Barat takut akan potensi invasi darat Rusia ke Ukraina.

Mereka akhirnya meningkatkan dukungan untuk pemerintah Kiev, dan mengirimkan pasukan tambahan serta aneka peralatan militer ke Ukraina.

NATO mengatakan kangkah tersebut dilakukan sebagai tanggapan atas mobilisasi kekuatan militer Rusia yang terus berlanjut di sepanjang perbatasan Rusia-Ukraina.

Moskow mengklaim Tindakan mereka diperlukan untuk mengamankan kepentingan strategis Rusia, dan menyalahkan NATO karena merusak keamanan kawasan.

Baca juga: Presiden AS Joe Biden Peringatkan Bulan Depan Rusia Bisa Invasi Ukraina

Inilah lima fakta yang harus Anda ketahui tentang apa yang terjadi sekarang dan apa yang akan terjadi selanjutnya.

1.       Mengapa ada konflik?

Ukraina, yang merupakan bagian dari kekaisaran Rusia selama berabad-abad sebelum menjadi republik Soviet, meraih kemerdekaan saat Uni Soviet bubar pada 1991. Ukraina mandiri, melepaskan warisan kekaisaran Rusia dan menjalin hubungan yang semakin dekat dengan barat.

Keputusan Presiden Ukraina yang pro-Kremlin, Viktor Yanukovych, yang menolak perjanjian Kerjasama dengan Uni Eropa, menyebabkan protes massal yang membuatnya digulingkan sebagai pemimpin pada 2014.

Rusia menanggapi penggulingan Yanukovich dengan mengambilalih Semenanjung Krimea, dan mendukung kelompok eparatis yang di timur Ukraina.

Ukraina dan barat menuduh Rusia mengirim pasukan dan senjatanya untuk mendukung pemberontak. Moskow membantahnya, mengatakan warga Rusia yang bergabung di timur Ukraina adalah sukarelawan.

Menurut Kiev, lebih dari 14.000 orang tewas dalam pertempuran yang menghancurkan Donbas, jantung industri timur Ukraina.

Sementara itu, Moskow mengecam keras AS dan sekutu NATO-nya karena menyediakan senjata bagi Ukraina dan mengadakan latihan Bersama.

Langkah-langkah seperti itu mendorong kelompok ultranasional Ukraina mencoba merebut kembali daerah-daerah yang dikuasai pemberontak pro-Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah berulang kali mengatakan aspirasi Ukraina untuk bergabung dengan NATO adalah garis merah yang tak boleh dilintasi.

Ia menyatakan keprihatinan tentang rencana NATO mendirikan pusat pelatihan militer di Ukraina. Ini, katanya, akan memberi mereka pijakan militer di kawasan itu bahkan tanpa Ukraina bergabung dengan NATO.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved