Begini Kondisi Bandara Selaparang Kota Mataram Setelah 10 Tahun Tak Beroperasi
Bandara Selaparang Kota Mataram berhenti beroperasi pada 30 September 2011, menyusul dibukanya Bandara Internasional Lombok di Praya.
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: krisnasumarga
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Bandara Selaparang Kota Mataram secara resmi ditutup operasionalnya pada 30 September 2011, menyusul aktifnya Bandara Internasional Lombok di Praya, Lombok Tengah.
Sepuluh (10) tahun setelah ditinggalkan, kondisi komplek bandara terbesar yang pernah jadi pintu keluar masuk ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Barat, kini terlihat kurang terurus.
Penelusuran wartawan Tribunlombok.com pekan ketiga Januari 2022, ke sebagian areal bekas bandara yang dioperasikan mulai 1995, tanaman liar menjalari dinding dan halaman bekas gedung pelayanan Pas Bandara.
Suasana muram terlihat di bekas jalur terminal keberangkatan maupun kedatangan. Dindingnya kusam, sebagian cat temboknya mengelupas.
Baca juga: Ledakan Bom dan Tembakan Warnai Latihan Pengamanan Balap Superbike di Bandara Selaparang
Selain ditumbuhi tanaman liar, sebagian kusen kayu dan jendela tampak lapuk, keropos. Lantai bangunan terlihat sangat kotor.
Kamar mandi di dalam bangunan itu juga sangat kotor. Sampah berserakan, dan musalanya terbengkalai.
Areal kantor staf bandara terlihat tidak terawat karena plafon atau langit-langit bangunan ambrol. Selain lantai kotor, tembok bangunan penuh coretan.

Dipakai Sekolah Penerbangan
Sesudah operasional resmi ditutup, kawasan bandara ini pernah digunakan sebagai areal sekolah penerbangan pada 7 April 2014. Ada masa tiga tahun lamanya bandara ini benar-benar tak difungsikan.
Dua lembaga membuka pusat pendidikan penerbangan di lokasi ini, yaitu Bali International Flight Academy (BIFA) dan Lombok Institute Flight Technology (LIFT).
"Setahu saya, ada sekolah penerbangan itu, yang pesertanya baju putih, tapi udah lama nggak keliatan lagi," kata Burhan, sopir taksi yang kerap mangkal di sekitar bandara.
Burhan menyayangkan komplek yang pernah legendaris melayani penerbangan warga NTB, saat ini kurang terurus. "Sayang sekali bangunannya nggak terawat, padahal banyak sejarahnya" kata Burhan.
Meski terkesan kurang terurus, sebagian komplek Bandara Selaparang tetap dijaga dan dibersihkan petugas, yang bekerja meliputi semua areal bekas bandara.
Hazni, salah seorang petugas kebersihan yang ditemui Tribunlombok.com mengatakan, pekerjaannya dilakukan secara teratur. Satu di antaranya membabat semak belukar dan membakarnya di sekitar lokasi yang dia bersihkan.