Sambut MotoGP Mandalika 2022, Kawasan Wisata Hutan Lindung Sesaot Siapkan Homestay Bagi Pengunjung
Dengan harga karcis sebesar Rp5 ribu, pengunjung sudah bisa menikmati berbagai fasilitas yang ada di kawasan wisata hutan lindung Sesaot.
Penulis: Robbyan Abel Ramdhon | Editor: Wahyu Widiyantoro
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Robbyan Abel Ramdhon
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK BARAT – Derai angin dari pepohonan dan gemericik mata air mengisi suasana hutan lindung Sesaot, Desa Sesaot, Kecamatan Narmada, Lombok Barat, Selasa (25/1/2022).
Kawasan wisata hutan lindung Sesaot setiap harinya dibuka untuk umum mulai dari pukul 10.00 Wita sampai 17.00 Wita.
Dengan harga karcis sebesar Rp5 ribu, pengunjung sudah bisa menikmati berbagai fasilitas yang ada di kawasan wisata hutan lindung Sesaot.
Pemandian alami, toilet, musala, parkir, dan tempat duduk di berugak, saung atau gazebo khas suku Sasak.
Tribunlombok.com berkeliling di kawasan wisata hijau yang luasnya sekitar 1,2 hektar tersebut bersama anggota tim pengelola tempat wisata hutan lindung Sesaot, Mandra.
Sepuluh menit setelah Tribunlombok.com datang di lokasi, Mandra segera menawarkan kopi.
Juga hidangan kuliner khas Lombok, sate Bulayak.
Baca juga: Pemda Lombok Barat Menyiapkan Sejumlah Event Wisata Menjelang MotoGP Mandalika
Untuk seporsi sate Bulayak, pengunjung perlu merogoh kocek Rp25 ribu.
Sementara tambahan lainnya seperti pelecing dan rujak, masing-masing seharga Rp7 ribu.
“Pak Menteri (Sandiaga Uno) saja pernah (menyantap sate bulayak) di sini,” kata Mandra, seraya menyesap kopi.
Mandra menerangkan, lokasi pemandian ynag terdapat di dalam kawasan hutan lindung Sesaot merupakan pertemuan dari dua mata air.
Yaitu, mata air yang berasal dari hutan lindung Sesaot sendiri dan yang mengalir dari Gunung Rinjani.
Sembari menunggu pesanan sate Bulayak dihidangkan, Mandra mengajak Tribunlombok.com melihat satu bagian di pemandian yang disebutnya air tangga.
Air tangga menjadi titik yang menghubungkan kedua mata air yang mengalir ke hutan lindung Sesaot.
Air tangga inilah yang kemudian mengalir hingga ke sungai-sungai di Lombok Tengah hingga yang bermuara di laut Pantai Ampenan, Kota Mataram.
Baca juga: Lombok Barat Diharapkan Lebih Kondusif di Tahun 2022
Di akhir pekan, wisatawan yang datang ke kawasan hutan lindung Sesaot bisa mencapai lebih dari 100 orang.
Sementara di luar akhir pekan pengunjung bisa dihitung pada kisaran 50 sampai 100 orang.
“Ada pembatasan pengunjung selama pandemi Covid-19, kapasitasnya paling banyak 50%,” sebut Mandra, sambil menatap bayangan pepohonan yang memantul di permukaan air.
Pohon-pohon di kawasan yang masuk dalam 50 Desa Wisata Terbaik Indonesia ini didominasi oleh jenis Beringin, Melinju, dan Embur.
Tak tanggung-tanggung, untuk merawat keasriannya, para pengelola bekerjasama dengan masyarakat sekitar untuk rutin melakukan penataan dan pembersihan sampah setiap hari Jumat.
“Sejuk,” singkat Rani mendeskripsikan kesannya terhadap kawasan hutan lindung Sesaot.
Mahasiswa asal Pringgarata Lombok Tengah yang datang berkunjung bersama temannya ini mengaku telah lama mengetahui keberadaan hutan lindung Sesaot.
Baca juga: Libur Akhir Pekan di Lombok, Ini Sederet Destinasi Wisata Bisa Dinikmati Bareng Keluarga
Namun baru mendapat kesempatan berkunjung pada Selasa (25/1/2022).
Rani mengatakan harga karcis masuk yang terjangkau sebanding dengan pemandangan yang ada di dalam kawasan.
Kendati kedatangan mereka ke kawasan hutan lindung Sesaot bukan untuk mandi sebagaimana yang dilakukan pengunjung lain.
Rani mengaku puas dengan spot-spot foto yang disediakan pengelola.
“Cuma jalan-jalan aja,” katanya, sambil menyiapkan alat untuk berswafoto.
Ke depannya, pengelola kawasan hutan lindung Sesaot akan menambah fasilitas hiburan untuk menambah daya tarik wisatawan.
Fasilitas yang dimaksud ialah wahana outbound, lokasi pameran kerajinan khas Lombok, dan tempat-tempat penginapan berupa homestay yang dibangun atas kerjasama dengan masyarakat setempat.
“Nanti akan bertambah lagi luas (hutan) yang akan dikelola, sekitar 9 hektare lebih,” pungkasnya.
Penambahan fasilitas ini merupakan strategi dari pengelola kawasan hutan lindung Sesaot untuk menyambut MotoGP Mandalika 2022 pada 18-20 Maret 2022 mendatang.
(*)