Mensos Risma Marah-Marah di Lombok, Cekcok hingga Tantang Pendemo Tunjukkan Data
Dia terlibat cekcok dengan mahasiswa dan aktivis yang melakukan unjuk rasa terkait penyaluran bantuan sosial (Bansos) di Lombok Timur.
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Terkait kejadian cekcok dengan Mensos Risma, para demonstran mengaku sudah tidak mempermasalahkan.
Karena aspirasi mereka sudah diterima menteri.
Sikap Risma yang marah-marah, menurut Rohman, itu hal biasa.
Terlebih dia menyadari itu merupakan gaya bicara Mensos Risma.

"Kalau marah-marah itu ciri khasnya, kami apresiasi itu selama asas kebermanfaatan bagi masyarakat, bagus," katanya.
Mereka cukup puas dengan sikap Mensos Risma yang menerima laporannya.
Meski tidak bisa langsung menyerahkan laporan ke menteri saat itu, tapi data disampaikan melalui staf Menteri Risma.
“Kami pasti akan tindaklanjuti ini. Data-data sudah disiapkan, akan kami serahkan,” katanya.
Karena rombongan menteri sudah berangkat ke Sumbawa, laporan diarahkan untuk disampaikan melalui Kasat Reskrim Polres Lombok Timur.
Selanjutnya akan ditindaklanjuti kementerian dan aparat terkait.
Beberapa aduan yang ingin disampaikan mahasiswa dan aktivis ke Mensos Risma.
Pertama, soal BPNT yang diduga melibatkan pejabat di Lombok Timur.
Dugaannya ada pembiaran dan keterlibatan pejabat yang bermain dengan suplier, sehingga BPNT yang diberikan ke masyarakat tidak layak.
Baca juga: PON Papua: Petinju Huswatun Hasanah Persembahkan Medali Emas ke-14 untuk NTB
Padahal ada TKSK yang harusnya jadi pengawas bantuan ini. Tapi malah dibiarkan, mereka takut dicopot kalau bantuannya dihentikan.
Ia ingin menteri turun tangan mengatasi sengkarut bantuan itu.
Karena jumlah penerima di Lombok Timur mencapai 192.000 orang.
Belum lagi saldo di rekening BRI yang selalu kosong, yang seharusnya mencapai Rp 10.000 per rekening.
“Bayangkan berapa yang hilang kalau dikali semua penerima manfaat,” katanya.
Rohman juga mempersoalkan pengalihan kunjungan menteri, yang seharusnya ke kantor Bupati Lombok Timur.
Karena di sana mereka sudah menunggu kedatangan menteri.
Justru dialihkan ke desa yang jaraknya sekitar 25 kilometer dari Kota Selong.
“Kami sesalkan, kenapa diarahkan ke tempat itu. Itu kan suplier yang menguasai telur, beras dan sembako lain-lain untuk bantuan BPNT,” tegas Rohman.
Berita terkini di NTB lainnya.
(*)