Pengakuan Ayah Aniaya Anak Kandung di Mataram, Kesal Telepon Tak Diangkat & Bantah Sering Memukul
Meski terbukti melakukan penganiayaan terhadap anak kadungnya, seorang ayah di Kota Mataram enggan mengakui perbuatannya
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Laporan Wartawan TribuLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Meski terbukti melakukan penganiayaan terhadap anak kadungnya, AS (33), seorang ayah di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) enggan mengakui perbuatannya.
Di hadapan polisi dan media, AS mengatakan, peristiwa Rabu (22/9/2021) berawal saat sang anak tidak pulang selama empat hari.
AS berkilah, anak keduanya yang berusia 8 tahun itu biasanya sering menelpon kalau ke rumah neneknya atau mertua AS.
Tapi hari itu si anak hilang tanpa kabar selama empat hari.
Saat ditelepon pun dia tidak mengangkatnya.
Baca juga: Aniaya Anak Kandung di Lokasi Pengajian, Ayah di Mataram Terancam Penjara 5 Tahun
”Yang bawa handphone bibiknya, kadang dia (anak saya) yang bawa telepon, kalau pulang kerja dia kabarin minta beliin ini, beliin ini pak,” kata AS, saat keterangan pers, di markas Polresta Mataram, Selasa (5/10/2021).
Tapi hari itu, sudah empat hari dia hilang tanpa ada kabar dan membuatnya kesal.

Sehingga malam itu, Rabu (22/9/2021), dia datang menjemput ke tempat mengaji.
Menurut AS, setelah selesai mengaji dia membawa pulang anaknya dan menanyakan kenapa si bocah tidak pernah pulang.
Baca juga: Bapak di Mataram Cambuk & Sekap Anaknya Gara-gara Istri Belum Kirim Uang dari Arab Saudi
”Akhirnya saya cebet (cambuk) pakai sabuk sama (sapu) lidi, udah jangan kayak gitu lagi! saya bilang kan. Oh ya pak (jawab si anak),” tutur AS.
Dia tidak menyangka perbuatannya malam itu berbuntut panjang.
Nenek si anak atau mertuanya kemudian melaporkannya ke polisi.
”Tidak tahu saya kok sampai sini (kantor polisi),” katanya.
AS juga membantah tudingan dia sering memukul sang anak seperti yang dilaporkan ke polisi.
”Tidak pernah saya pukul pak, kalau sekedar bentak supaya tidak mengulangi ya,” katanya.
Di hadapan polisi, dia tetap membantah sering memukul dan menganiaya anaknya.
AS hanya mengkui dia sering membentak-bentak si anak.
Tapi dia mengaku juga sayang sama anaknya.
Bahkan jika sedang bekerja menyetir membawa tamu travel dia sering membawa anaknya.
Karena dia tahu anak tersebut tidak ada yang jaga, sebab ibunya sudah 2 tahun bekerja di Arab Saudi.
”Karena saya tahu ibunya tidak ada pak, bahkan sampai ke Sembalun saya bawa,” katanya.
Sang istri saat ini masih bekerja di Arab Saudi sebagai pekerja migran.
Selama bekerja di Timur Tengah, sang istri sering mengirimkan uang.
Kadang ke rekening suami, kadang juga ke rekening mertuanya.
Tapi AS membantah dia marah dan menganiaya anak jika sang istri belum mengirimkan uang.
Sebab dia sendiri memiliki penghasilan sebagai sopir travel.
Baca juga: Ibu TKW di Arab Saudi, Bocah 8 Tahun Jadi Pelampiasan Emosi Ayah Kandung di Mataram
”Tidak pak, kan di sini saya bekerja,” katanya.
AS mengaku memiliki dua orang anak.
Satu orang usia 12 tahun sudah duduk di bangku sekolah dasar (SD) kelas enam.
Kemudian anaknya yang nomor dua usia 8 tahun tinggal bersamanya.
”Saya tidak pernah memukulnya berkali-kali, itukan anak saya pak,” tandasnya.
(*)