Pesan Damai Panglima Poso, Kiai Adnan: Cerita Pilu Itu Jangan Sampai Terulang
Konflik berdarah di Poso, Sulawesi Tengah menjadi catatan kelam Bangsa Indonesia.
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, BIMA - Konflik berdarah di Poso, Sulawesi Tengah menjadi catatan kelam Bangsa Indonesia.
Konflik yang menyisakan luka dan kepedihan mendalam itu harus dijadikan pelajaran berharga.
Jangan sampai cerita-cerita pilu seperti itu terulang di masa mendatang.
Akibat konflik tersebut, stigma negatif Poso sebagai daerah konflik terlajur melekat di benak masyarakat.
Padahal Bumi Sintuwu Maroso kini sudah berbenah.
Poso menjadi daerah ramah nan asri.
Baca juga: BREAKING NEWS Selang 2 Jam Setelah Lombok Giliran Dompu & Bima Digoyang Gempa Magnitudo 3,0
Konflik sudah lama usai dan kedamaian sudah tercipta.
Untuk itu, tokoh muslim Poso Adnan Arsal berinisiatif bergerak melunturkan stigma negatif Poso.
Muhammad Adnan Arsal adalah tokoh sentral di proses perdamaian di Poso.
Ketika konflik melanda sejak 1998, dia diangkat warga muslim Poso sebagai panglima.
Perjuangan sang panglima, lengkap dengan pesan-pesan damainya ditulis apik Khoirul Anam, dalam buku "Muhammad Adnan Arsal, Panglima Damai Poso".
Buku ini diterbitkan oleh Elex Gramedia, Jakarta.
Buku inilah yang akan dibedah di Pesantren Al Madinah, Bima, Sabtu (18/9/2021).
Dalam acara tersebut, Wakil Bupati Bima Dahlan M Noer dijadwalkan hadir untuk memberikan key note speaker.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lombok/foto/bank/originals/pesan-damai-mantan-panglima-poso-kiai-adnan-arsal-kiri.jpg)