Cerita Sopir NTT Telantar di Pelabuhan Lembar, Tidur di Kolong Mobil hingga Jual Cincin Kawin
Para sopir truk asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang telantar di Pelabuhan Lembar, Lombok Barat mulai kesulitan bertahan hidup.
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK BARAT – Para sopir truk asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang telantar di Pelabuhan Lembar, Lombok Barat mulai kesulitan bertahan hidup.
Setelah dua bulan tertahan di Pelabuhan Lembar, kini mereka kehabisan bekal.
Untuk biaya makan dan kebutuhan sehari-hari, mereka terpaksa menjual barang-barang berharga miliknya. Termasuk cincin kawin.
Seperti Yan Rara Lunggi (23), sopir asal Kabupaten Sumba Timur, NTT ini terpaksa menjual cincin kawinnya.
”Mau tidak mau dengan adanya tuntutan kebutuhan rumah tangga, barang yang ada harus kami jual untuk bertahan hidup di sini dan anak istri di rumah,” katanya, pada TribunLombok.com, Jumat (3/9/2021).
Baca juga: Puluhan Sopir Truk asal NTT Tertahan di Pelabuhan Lembar Sebulan Lebih, Uang Saku Makin Menipis
Karena hampir semua barang berharga sudah dijual, Yan Rara dengan berat hati harus menjual cincin pernikahannya dengan Meryati Tamu Ina (22).
Cincin seberat 2 gram tersebut dijual seharga Rp 1,2 juta.
Yan mengaku terpaksa karena hanya cincin itu yang bisa mendatangkan uang cukup untuk kebutuhan sehari-hari di Pelabuhan Lembar.
Sebagian uang hasil penjualan cincin juga dikirim ke istrinya di rumah.
Istri dan anaknya di kampung halaman juga membutuhkan biaya hidup.
”Karena anak masih kecil (dikasi) untuk biaya beliin susu,” katanya.
Yan Rara mengaku, dari pernikahannya dengan Meryati, dia baru dikaruniai seorang balita berusia 1,9 tahun.
Selama tertahan di Pelabuhan Lembar, dia selalu memikirkan nasib anak istrinya di kampung halaman.
Baca juga: UPDATE COVID-19 NTB: Tiga Pasien Meninggal, Bertambah 108 Orang Positif
”Soal cincin kawin tidak masalah sih (dijual) yang penting bisa bertahan hidup. Cuma kalau nanti barang yang mau dijual sudah tidak ada, kita mau dapat uang darimana lagi,” katanya.