Arsip Sejarah Sumbawa Banyak yang Hilang, Sultan Kaharuddin Usulkan Cari ke Belanda

Banyak arsip sejarah Sumbawa hilang setelah dua kali insiden kebakaran menimpa Istana Sumbawa

TribunLomok.com/Sirtupillaili
KOLEKSI ISTANA: Benda-benda pusaka peninggalan Kesultanan Sumbawa dipamerkan di Istana Dalam Loka, Kabupaten Sumbawa, saat perayaan Festival Tambora Menyapa Dunia, 7 April 2017 silam. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Catatan sejarah Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) perlu diarsipkan dengan baik.

Banyak arsip sejarah Sumbawa hilang setelah dua kali insiden kebakaran menimpa Istana Sumbawa.

Karena itu, Dinas Perpusatakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi NTB bekerjasama dengan Arsip  Nasional Republik Indonesia (ANRI), Pemerintah Kabupaten Sumbawa, dan Kabupaten Sumbawa Barat menyiapkan buku “Citra Daerah Sumbawa dalam Arsip”.

Buku ini rencananya akan diterbitkan ANRI untuk mengabadikan catatan sejarah Sumbawa.

Baca juga: Kasus Covid-19 Tinggi, Tim Tracer Sumbawa Barat Terus Lakukan Pelacakan

”Semoga tim penyusunan buku ini bisa bekerjasama sehingga arsip sejarah di Pulau Sumbawa bisa terkumpul dengan baik,” harap Gubernur Provinsi NTB Zulkieflimansyah, saat membuka Focus Group Discussion (FGD) penyusunan buku, via zoom meeting, di ruang kerjanya, Selasa (3/8/2021).

Multi Siswati, perwakilan ANRI dalam pertemuan itu menjelaskan, penyusunan buku ini merupakan ikhtiar pemerintah dalam mewujudkan arsip sebagai bukti identitas dan jati diri bangsa.

Tonton juga:

Serta sebagai memori, acuan, dan bahan pertanggungjawaban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

”Ini hal yang harus dikelola dan dijajaga keberadaannya oleh negara dan daerah,” ujarnya.

Baca juga: Ngotot Gelar Barapan Kebo saat PPKM, Polres Sumbawa Bubarkan Massa Secara Paksa

Sebagaimana dirilis Pemprov NTB, Sultan M Kaharuddin VI Sumbawa dalam pertemuan itu menjelaskan, arsip daerah Sumbawa banyak hilang karena kebakaran yang melanda istana sebanyak dua kali.

Meski demikian, masih ada harapan untuk mengumpulkan arsip dengan mencari langsung ke Belanda yang pernah menduduki pemerintahan Indonesia.

“Kita berharap arsip tersebut ada di kedua belah pihak, sehingga kita akan berupaya mencarinya ke Belanda jika perlu,” tandasnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved