Tracing Menurun, Wagub NTB Sentil Pemda Kabupaten Kota Soal Data Covid-19
Wakil Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Sitti Rohmi Djalilah meminta manajemen data Covid-19 di kabupaten/kota se-NTB diperbaiki.
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Wakil Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Sitti Rohmi Djalilah meminta manajemen data Covid-19 di kabupaten/kota se-NTB diperbaiki.
Data yang dimiliki pemda wajib sinkron dengan data di aplikasi all record TC19.
Aplikasi ini merupakan sistem pencatatan dan pelaporan tes Covid-19 dari Kementerian Kesehatan RI.
“Kita berharap seluruh kabupaten kota mengupdate data sebenarnya secara maksimal, harus lebih teliti, karena data itu sangat penting,” tegas Rohmi, saat rapat koordinasi antisipasi ekslasi pasien Covid-19, di ruang vidcon Polda NTB, Jumat (18/6/2021).
Berdasarkan laporan harian Dinas Kesehatan Provinsi NTB per tanggal 16 Juni 2021.
Baca juga: Edarkan Sabu ke Mahasiswa, Sopir Taksi di Lombok Barat Ini Transaksi Narkoba dalam Mobil
Attack rate (AR) atau jumlah kasus terkonfirmasi dibandingkan angka populasi mencapai 271,8.
Selanjutnya, case fatality rare (CFR) atau angka kematian dibandingkan jumlah kasus positif yakni 4,4 persen.
Tingkat kesembuhan pasien Covid-19 mencapai 91,9 persen.

Kasus positif Covid-19 aktif atau belum sembuh mencapai 3,7 persen.
Kemudian Bed Occupancy Rate (BOR) atau persentase penggunaan tempat tidur perawatan mencapai 34,5 persen.
Data statistik itu menunjukkan, tingkat kesembuhan dan BOR di NTB jauh di atas nasional.
Artinya penanganan Covid-19, kata Rohmi, cukup terkendali.
”PR (pekerjaan rumah) kita adalah bagaimana data all new record (kasus baru) dapat sesuai dengan kondisi yang sebenanrya,” kata Rohmi.
Semenatra itu, Kapolda NTB Irjen Mohammad Iqbal dalam rakor tersebut menegaskan, manajemen data harus satu frekuensi.
Baca juga: 20 Pekerja NTB Dikirim ke Kebun Sawit Kalimantan, Disnakertrans: Kalau Ada Masalah Lapor!
“Kalau kita sudah kerja di lapangan secara luar biasa, namun data amburadul sama saja bohong,” katanya.
Bila data tidak bagus, hal itu bisa menyebabkan data yang sebenarnya baik, menjadi jelek karena tidak sinkron.
”Kami bersama Pemprov NTB konsen untuk mengawal data tersebut,” jelasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB dr Lalu Hamzi Fikri melihat data penanganan Covid-19 di NTB masuk dalam kategori baik.
Baca juga: 5 Eks Pejabat STKIP Bima Ditahan Polda NTB, Diduga Gelapkan Dana hingga Rp 19,3 Miliar
Hanya saja untuk menekan indikator CFR, perlu ditingkatkan kembali tracing di setiap daerah.
Bila semua daerah pelacakan kasusnya bagus, dia yakin CFR-nya akan rendah.
Karena CFR sangat dipengaruhi perbandingan kasus kematian dengan jumlah kasus positif Covid-19 yang ditemukan.
”Sementara tracing terus menurun, dari sisi ketersediaan tidak masalah, namun kita lebih mengupayakan tingkat tracing,” katanya.
Berita terkini di NTB lainnya.
(*)