VIDEO VIRAL, Siswi SMP di Mataram Berkelahi Gara-gara Saling Tatap
Gara-gara saling tatap saat pulang sekolah, dua siswi salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Kota Mataram berkelahi.
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Gara-gara saling tatap saat pulang sekolah, dua siswi salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Kota Mataram berkelahi.
Adegan perkelahian tersebut disaksikan dan direkam siswi lainnya.
Rekaman perkelahian tersebut dengan mudah meyebar melalui pesan berantai WhatsApp dan menjadi viral.
Dalam video berduasi 30 detik itu, dua orang pelajar perempuan menggunakan seragam pramuka berkelahi satu lawan satu.
Keduanya saling jambak hingga guling-guling di tanah.
Tapi di tengah perkelahian, salah seorang teman siswi ikut menjambak rambut lawan temannya.
Sehingga perkelahian menjadi tidak seimbang.
Suara teriakan saling memaki dengan bahasa kasar pun terdengar.
Siswi lainnya di lokasi tersebut berusaha melerai.
Tapi upaya itu gagal karena keduanya masih bersikeras saling jambak.
Baca juga: UTS NTB Ciptakan Teknologi Pendeteksi Varian Baru Virus Corona, Cocok untuk Wisata Zona Hijau
Baca juga: Diduga Mabuk, Oknum Mengaku ASN NTB Adu Mulut dengan Petugas saat Razia
Salah seorang siswi terdengar berteriak tapi perkelahian berlanjut.
Terlihat keduanya sama-sama meringis kesakitan.
Informasi yang didapatkan TribunLombok.com, perkelahian terjadi Sabtu (12/6/2021), saat para siswi pulang sekolah.
Perkelahian tersebut melibatkan siswi kelas VII dan kelas VIII.
Penyebab perkelahian pun karena persoalan sepele.
Mereka awalnya hanya saling tatap.
Salah seorang dari siswi tersebut tersinggung kemudian saling tantang. Sampai terjadi perkelahian.
Atas kejadian tersebut, orang tua salah satu siswi keberatan dan hendak melaporkan ke polisi.
Upaya mediasi saat ini tengah diupayakan pihak sekolah bersama Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram Lalu Fatwir Uzali yang dikonfirmasi membenarkan, para siswi yang berkelahi tersebut merupakan pelajar SMPN 9 Mataram.
”Sekarang ini sedang ditangani pihak sekolah dan LPA Mataram,” katanya, Senin (14/6/2021).
Dia sudah meminta kepala sekolah untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
”Supaya diselesaikan secara kekeluargaan,” katanya.
Pihaknya tidak tahu apa penyebab pasti perkelahian tersebut.
Tetapi dia meminta sekolah dan guru selaku pembina anak-anak tersebut menyelesaikan secara baik-baik.
”Sudah ada dari kepala lingkungan, Babinsa, Babinkamtibmas, dan LPA yang membantu menyelesaikan,” ujarnya.
Fatwir berharap penyelesaikan persoalan tersebut tidak menimbulkan masalah baru.
”Namanya juga ini anak remaja,” katanya.

Meski bentuk kenakalan remaja, namun pemerintah dan sekolah berkomitmen untuk menyelesaikan supaya.
”Kita bersama-sama mendidik anak-anak ini, bahwa yang namanya berseteru, berkelahi itu tidak baik,” katanya.
Fatwir menghimbau para pelajar tidak berkelahi.
Jika ada masalah, maka diselesaikan secara baik-baik.
“Jangan pakai kekerasan atau berkelahi,”katanya.
Bila ada persoalan bisa diselesaikan dengan guru Bimbingan Konseling dan guru kelas.
Merek bisa diminta bantuan menyelesaikan persoalan antar siswa. Sehingga tidak sampai berujung perkelahian.
”Teman-temannya juga, jangan sampai ada yang saling membully,” imbuhnya.
Banyak permasalahan anak-anak disebabkan karena saling membully.
Baca juga: Polda NTB Usut Dugaan Pemalsuan Laporan Keuangan PKB Lombok Timur
”Gadget itu tolong dipergunakan secara sehat, Medsos itu dipakai untuk hal-hal yang baik,” imbuhnya.
Sebab itu bisa menyebabkan perkelahian antar siswa.
Terpisah, Ketua LPA Kota Mataram Joko Jumadi menjelaskan, terkait perkelahian dua siswi tersebut, timnya sudah turun memediasi.
Tapi salah seorang orang tua masih belum menerima dan ingin membawanya ke ranah hukum.
”Tapi sebenarnya kita mau mediasi, tapi korban belum mau datang, kita coba lagi besoklah,” katanya.
Berdasarkan data yang didapatkan LPA, Joko mengakui perkelahian awalnya disebabkan mereka saling lihat saja.
”Kemudian di luar terjadi perkelahian,” katanya.
LPA akan mendorong supaya persoalan tersebut diselesaikan secara baik-baik. Tidak sampai dibawa ke ranah hukum.
”Kami minta difasilitasi sekolah, kami nanti bantu proses pemulihannya. Pokoknya jangan sampai berproses hukum,” harapnya.
(*)