Simulasi, Potensi SAR Selamatkan Pencari Madu Jatuh di Tebing Kawasan Mandalika
Seorang pencari madu terjatuh di tebing kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika, Lombok Tengah
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH – Seorang pencari madu terjatuh di tebing kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika, Lombok Tengah.
Korban terluka dan masih tersangkut di posisi ketinggian sehingga sulit untuk dievakuasi.
Petugas SAR yang mendapatkan laporan langsung menuju lokasi kejadian.
Namun sebelum berangkat, tim SAR ini melakukan beberapa persiapan. Antara lain melakukan briefing dan pembagian tugas.
Baca juga: Ibu Teriak Minta Anaknya Dihukum Mati Saja, Kecewa Divonis 12 Tahun Penjara: Tolong Beri Keadilan
Juga menyiapkan peralatan mountaineering, APD, dan medis.
Kemudian berangkat ke lokasi kejadian dengan membawa sejumlah peralatan.
Tiba di lokasi, tim SAR ini memberikan pertolongan pertama dan membuat sistem penurunan (lowering).
Posisi jatuhnya korban masih berada di atas tebing, akses yang sulit mengharuskan mnggunakan teknik lowering untuk menurunkn korban.
Baca juga: Sempat Dilaporkan Ditembak Orang Tak Dikenal, Pratu NR dan Istri Ternyata Tertembak Senjata Sendiri
Korban diikat dan dimasukan ke dalam tandu.
Selanjutnya tandu dikaitkan ke sistem yang telah dibuat.
Dengan hati-hati tim menurunkan korban.
Setelah bekerja keras, akhirnya korban diserahkan ke tim medis yang ikut dalam rombongan SAR tersebut.
Misi penyelamatan pun selesai.
Semua itu merupakan simulasi yang dilakukan potensi SAR yang dilatih Basarnas di kawasan wisata Mandalika, Kamis (10/6/2021).
Kepala Kantor SAR Mataram Nanang Sigit PH menjelaskan, teknik pertolongan korban dalam kecelakaan di ketinggian dilakukan dengan beberapa cara.
Antara lain ascend, descend, lifting, lowering, dan lainnya.
Alat yang digunakan namanya peralatan mountaineering seperti figur of 8, carabinere, tali kernmantel, sheat harness, dan lainnya.
”Di samping itu diajarkan juga menggunakan bahan-bahan yang ada di alam seperti saat membuat artificial rescue frame dengan bambu,” katanya, Jumat (11/6/2021).
Dalam pelatihan itu, peserta juga diajari materi MFR (medical first responder) untuk melakukan pertolongan pertama.
Nanang menjelaskan, sesi tarakhir pelatihan dengan simulasi merupakan kegiatan sangat penting untuk meningkatkan daya saing dan profesionalitas.
Secara umum efektivitas dari sebuah pelatihan dapat diukur dari kemampuan menerapkan ilmu baru yang diterima.
”Tujuannya supaya mampu mengaplikasikan materi saat dibutuhkan,” jelas Nanang Sigit.
Untuk mengukur daya serap para peserta selama pelatihan dilakukan melalui post test dan simulasi dari sebuah kasus yang diberikan.
Potensi SAR yang dilatih merupakan berasal dari unsur TNI, polisi, Tagana, masyarakat lokal, karyawan ITDC, dan BNI.
Nanang berharap, setelah pelatihan potensi SAR yang dilatih tetap menjalin koordinasi, mempererat tali silaturahmi, dan meningkatkan sinergitas saat melaksanakan tugas operasi SAR setelah kegiatan berakhir.
"Soliditas saat pelatihan harus ada juga saat melaksanakan tugas dalam operasi sar," imbuhnya.
(*)