Hendak Rayakan Lebaran Topat, Mobil Pikap Angkut Puluhan Orang Dicegat Polisi
Animo masyarakat Lombok untuk merayakan Lebaran Topat sulit dibendung.
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Para kaum lanjut usia diminta turun, sebelum melanjutkan perjalanan mereka diswab antigen.
Sebagian dites menggunakan GeNose dan alat rapid test Entram buatan NTB.
Mau tidak mau mereka pun harus menunda perjalanan. Mereka pun ikut perintah petugas.
Rombongan asal Sekotong, Lombok Barat ini hendak bersilaturrahmi ke rumah keluarga mereka di Kekalik, Kota Mataram untuk merayakan Lebaran Topat.
Mustinah, salah satu rombongan mengatakan, mereka hanya ingin mengunjungi keluarganya di Mataram.
Bukan untuk jalan-jalan, tetapi ingin bersilaturrahmi.
Warga pun tahu pemerintah melarang mereka pelesiran ke pantai, sehingga tujuannya bukan ke pantai lagi tetapi rumah keluarga.
”Tidak berani, karena dihadang nanti,” katanya.
Mereka pun tidak mempermasalahkan larangan tersebut karena paham saat ini masih pandemi Covid-19.
Baca juga: NTB Dapat WTP 10 Kali Beruntun, Gubernur: Setiap Rupiah dan Jengkal Aset Harus Kita Manfaatkan
Sebelum ada pandemi Covid-19 mereka leluasa berpergian merayakan Lebaran Topat sambil pelesiran.
Hamdi, sopor pikap lainnya mengaku hanya bisa pasrah dengan pencegatan itu.
Dia sendiri berangkat dari Kota Mataram dan akan menuju Kecamatan Lembar, Lombok Barat bersama rombongan.
Tetapi dalam perjalanan mereka dicegat petugas kemudian diminta putar balik ke Mataram.
Saat putar balik ke Mataram, rombongannya pun dicegat kembali oleh petugas dan diminta turun untuk tes swab antigen.
”Kami mau ke rumah keluarga tetapi di suruh putar balik,” katanya.