Menyinari Buah Naga di Desa Murbaya: Solusi PLN Pulihkan Ekonomi di Masa Pandemi Covid-19

PLN melalui program MCB On Game (Goes to Agriculture Market) menyalakan kembali asa para petani.

TribunLombok.com/Sirtupillaili
BUAH NAGA: Kadri memetik buah naga di kebunnya, Desa Murbaya, Kecamatan Pringgarata, Lombok Tengah, Rabu (17/2/2021). 

Selain menghangatkan pohon naga, lampu juga berfungsi mengusir serangga yang menjadi hama.

Dengan luas lahan 4,5 are, Syafii menanam 60 pohon naga.

Sebelum pakai lampu, sekali panen hanya mendapatkan 200 kilogram. Setelah ikut MCB On Game, produksi 300 kilogram tiap panen.

Mantan pekerja migran ini mengaku sangat senang dengan perubahan itu.  

Terlebih selama pandemi, perekonomian keluarganya agak susah.

”Tetapi alhamdulillah setelah ada lampu ini (MCB On Game) lumayan membantu,” katanya.  

Mulai Dilirik Warga

PENERANGAN BUAH NAGA:Deretan lampu bohlam di kebun buah naga milik Kadri, di Desa Murbaya, Kecamatan Pringgarata, Lombok Tengah, Rabu (17/2/2021). (TribunLombok.com/Sirtupillaili)
PENERANGAN BUAH NAGA:Deretan lampu bohlam di kebun buah naga milik Kadri, di Desa Murbaya, Kecamatan Pringgarata, Lombok Tengah, Rabu (17/2/2021). (TribunLombok.com/Sirtupillaili) ((TribunLombok.com/Sirtupillaili))

Setelah program dijalankan beberapa bulan, metode penyinaran buah naga milik Kadri dan Syafii banyak dilirik petani lain.

Mereka pun ingin mencoba metode itu untuk meningkatkan produksi buah naganya.

Di Desa Murbaya, sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani.

Kebun buah naga pun cukup banyak.

Selain petani, banyak penduduknya bekerja menjadi buruh migran ke Malaysia.

Kadri dan Syafii pun belajar menanam buah naga saat bekerja ke Malaysia, beberapa tahun lalu.

Hasil panen buah naga desa ini banyak diambil pengepul untuk didistribusikan ke pasar lokal di NTB.

Terpisah, Manager PLN Unit Layanan Pelanggan Praya Samrun Haji menjelaskan, tidak mudah meyakinkan warga menerima program MCB On Game.

Tetapi kini warga sudah mulai melihat hasilnya sehingga banyak tertarik.  

Program MCB On Game, kata Samrun, khusus ditujukan bagi para pelaku usaha sektor agrikultura.

Program ini menawarkan fleksibilitas layanan listrik. Para pelaku usaha dilayani dengan listrik pra bayar.

Sehingga dapat membeli token sesuai dengan kebutuhan listriknya.

“Daya yang terpasang untuk buah naga Kadri dan Syafii total 5.5 kVA,” jelasnya.  

Dengan program MCB On Game, dua petani Desa Murbaya ini tidak perlu membayar biaya penyambungan.

Biaya penyambungan cukup besar. Tapi tergantung daya yang dipasang.

Baca juga: PLN Jamin Listrik Sirkuit MotoGP Mandalika Tanpa Kedip

Misalnya untuk 5.5 kVA, biayanya Rp 5 juta.

Kemudian 33.000 Va, biaya penyambungan sekitar Rp 37 juta lebih.

Biaya itu yang digratiskan.

”Jadi cukup hemat dan membantu usaha warga saat pandemi ini,” jelasnya.

Di Provinsi NTB, total ada 50 pelaku usaha bidang agrikultura memanfaatkan program MCB On Game.

Mereka tersebar di beberapa daerah di NTB. Baik usaha sektor peternakan, perikanan kelautan, tambak, dan perkebunan.

Direktur PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) Lasiran menegaskan, program MCB On Game merupakan salah satu upaya PLN untuk mendukung usaha berkelanjutan di NTB.

”Kami berharap dapat membantu meringankan beban masyarakat di tengah pandemi ini,” tandasnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved