Cerita Anak Lumpuh Tinggal di Dekat Pabrik, Rindu sang Ibu, Sesak dan Sakit Dada saat Makan
Bocah malang ini hanya bisa meringkuk di atas gendongan Jumenah sang nenek, kedua kakinya sudah tidak kuat menopang tubuhnya untuk berdiri.
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
“Saya jawab ibu sedang cek kesehatan,” tutur Asmayadi.
Dia pun terpaksa berbohong demi kesehatan sang anak.
Terkiat keluhan warga itu, H Ahmad Suardi, pemilik pabrik tembakau UD Mawar Putra yang dikonfirmasi mengatakan, bila ada warga yang mengaku sakit karena aktivitas pabrik, dia siap membiayai pengobatannya.
Bahkan, beberapa waktu lalu, dia pun sudah mencoba membantu memeriksa kesehatan warga di Puskesmas setempat.
Warga ditunggu tim dokter untuk memeriksa kesehatannya. "Tapi kan tidak datang mereka (warga)," katanya.
Dia pun tidak bisa berbuat banyak.
Baca juga: 4 Ibu-ibu Beserta 2 Balita Dipenjara karena Dituduh Lempar Pabrik Tembakau di Lombok Tengah
Menurut Ahmad Suardi, pabrik telah berdiri selama 8 tahun lebih.
Selama ini tidak ada keluhan atas aktivitas pabrik.
Tetapi dia heran, kenapa pada tahun 2020 mulai muncul protes seperti saat ini.
Dia menjelaskan, pabrik tembakau di rumahnya hanya berupa pengolahan dan pengemasan tembakau iris untuk dijual lagi.
UD Mawar Putra membeli tembakau rajang di petani kemudian diolah dan dikemas dalam bentuk rokok sachet atau kemasan kecil.
Mengenai bahan campuran tembakau, Suardi tidak mau menjelaskan karena itu rahasia dapur perusahaan.
"Tidak bisa kita buka-bukaan juga, yang penting campuran tidak mematikan orang saja," katanya.
(*)