Serunya Berburu Buah Durian di Lombok, Ini Beberapa Tempat yang Bisa Didatangi
Musim durian menjadi musim yang ditunggu-tunggu masyarakat Indonesia, termasuk warga Lombok, di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Banyak pedagang di pinggir jalan ini menjual durian bersama buah rambutan, jajan bantal, tuak manis dari pohon aren.
Salah satu tempat favorit para pelancong menikmati durian yakni di Pusuk Pas.
Di tempat ini, pelancong bisa menikmati durian sembari menikmati suasana pusuk (puncak) yang sejuk dengan rindang pepohonan hutan.
Usai menyantap durian, pengunjung bisa menikmati taman di lokasi itu.
Baca juga: Masyarakat Sumbawa Laporkan GAR-ITB, Minta Presiden Bijak Sikapi Kasus Din Syamsuddin
Serta menyapa para monyet-monyet yang banyak berkeliaran.
Bahkan Presiden Joko Widodo pun pernah mampir dan memborong durian di tempat ini, saat berkunjung September 2018.
Di sini harga durian pun murah meriah. Untuk durian agak kecil bisa dibeli mulai Rp 15 ribu, Rp 20 ribu, dan Rp 30 ribu.
Tapi karena musim ini hasil panen kurang bagus, harga satu durian mulai dijual dari harga Rp 35 ribu, Rp 40 ribu, Rp 60 ribu.
Hj Misnah, salah satu pedagang durian di Desa Pusuk Lestari, Kecamatan Batu Layar, Lombok Barat mengatakan, harga durian musim ini memang agak mahal karena panen kurang bagus.
Bahkan durian bangkok dijual seharga Rp 55 ribu per kilogram.
”Makanya pembeli agak jarang, duriannya juga agak jarang sekarang,” katanya.
Durian-durian yang mereka jual diambil dari hutan-hutan di Desa Pusuk Lestari.
Masing-masing jenis durian memiliki keunggulan. Warga membeli tergantung seleranya.
Ada yang suka durian lokal karena rasanya sangat manis meski isinya agak tipis.
Ada yang memilih durian otong, isinya lebih tebal dari durian lokal. Tapi rasanya memang tidak terlalu manis.
”Ada juga yang suka durian bangkok kane yang besar-besar. Kalau durian bangkok sudah karuan enak,” katanya.
Misnah mengaku tidak marah bila ditawar para pembeli dengan harga murah. Baginya itu hal biasa sebagai pedagang.
Ia pun memberikan jaminan, kalau durennya tidak enak bisa dikembalikan untuk ditukar.
(*)