Pertumbuhan Ekonomi NTB Tahun 2020 Minus 0,64 Persen, Usaha Transportasi Paling Anjlok
BPS) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat pertumbuhan ekonomi NTB sepanjang 2020 mengalami kontraksi hingga minus 0,64 persen.
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat pertumbuhan ekonomi NTB sepanjang 2020 mengalami kontraksi hingga minus 0,64 persen.
"Pertumbuhan ekonomi Provinsi NTB selama tahun 2020 adalah minus 0,64 persen dibandingkan kondisi tahun 2019 atau y-on-y," kata Kepala BPS Provinsi NTB Suntono, dalam rilisnya, Jumat (5/2/2021).
Sementara Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku di Provinsi NTB tahun 2020 sebesar Rp 133,52 triliun.
Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan tercatat sebesar Rp 93,27 triliun.
• Angkut 12 Motor saat Bubarkan Balap Liar di Lombok Tengah, Para ‘Pembalap’ Ini Belum Punya SIM
Penurunan pertumbuhan ekonomi tidak lepas dari pandemi Covid-19 yang melanda sepanjang tahun.
Pandemi Covid-19 mempengaruhi hampir semua sektor kehidupan.

Namun BPS mencatat, lapangan usaha pertambangan dan penggalian menjadi sektor dengan laju pertumbuhan paling tinggi di NTB, yakni 27,65 persen dibandingkan tahun 2019.
Sedangkan lapangan usaha dengan laju pertumbuhan paling rendah sepanjang 2020 adalah lapangan usaha transportasi dan pergudangan, minus 31,39 persen dibandingkan kondisi tahun 2019.
• HATI-HATI, Pelanggaran Lalu Lintas di Lombok Barat Diawasi Kamera Tersembunyi
• Komplotan Begal Sadis Dibekuk Polres Lombok Barat, Dua Orang Masih Buron
Khusus pertumbuhan ekonomi Provinsi NTB di triwulan IV-2020, Suntono menyebutkan, pertumbuhan ekonomi NTB juga minus 3,03 persen dibandingkan kondisi periode triwulan IV tahun 2019.
Sedangkan PDRB atas dasar harga berlaku sebesar Rp 33,88 triliun.
Kemudian PDRB atas dasar harga konstan tercatat sebesar Rp 23,46 triliun.
Sementara lapangan usaha dengan laju pertumbuhan paling tinggi pada triwulan IV 2020 adalah lapangan usaha informasi dan komunikasi, tumbuh 12,07 persen dibandingkan triwulan IV 2019.
"Sedangkan lapangan usaha dengan laju pertumbuhan paling rendah pada triwulan IV 2020 adalah usaha transportasi dan pergudangan, minus 28,72 persen," tandasnya.
(*)