Laskar Sasak Motori Acara Adat ‘Nyentulak’, Doa Bersama Tolak Bala dan NTB Bebas Covid-19
Ratusan masyarakat beserta tokoh adat di Pulau Lombok berkumpul melakukan ritual Nyentulak atau prosesi doa tolak bala
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Ratusan masyarakat beserta tokoh adat di Pulau Lombok berkumpul melakukan ritual Nyentulak atau prosesi doa tolak bala di Dusun Biluk, Desa Biluk Petung, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Senin (1/2/2021).
Prosesi Nyentulak dilakukan para tokoh adat dengan duduk bersila di berugak, sebuah tempat terbuat dari bambu beratap alang-alang.
Prosesi upacara adat dipimpin Mamaq Lokaq, tetua adat Desa Biluk Petung.
Kidung suci betaburan yang disampaikan para Mamaq Lokaq berisi doa agar bangsa dan negara segera menyelesaikan seluruh permasalahan.
Termasuk pandemi Covid-19 yang sedang melanda saat ini.
Acara itu dihadiri masyarakat adat Sembalun, serta perwakilan dari Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara serta Kota Mataram.
Juga hadir Sekretaris Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Gita Ariadi, Kabinda NTB Wahyudi Adisiswanto, direktur Intekam Polda NTB, Wakil Bupati Lombok Timur H Rumaksi, kapolres Lombok Timur, beserta Forkopimda NTB.
• Pengedar Sabu Bilelando Lombok Tengah Ditangkap, Sempat Berteriak Panggil Massa
• Polisi di Lombok Tengah Jadi Pemulung untuk Sadarkan Warga soal Kebersihan
Acara adat tersebut dimotori Laskar Sasak Lombok.
Di hari yang sama, Laskar Sasak juga menginisiasi acara adat lainnya di Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara.
Acara berlangsung dari Senin petang (1/2/2021) hingga Selasa (2/2/2021) dini hari.
Prosesi adat Bayan ini berupa pengukuhan pemangku hutan kawasan Gunung Rinjani yang sangat sakral di kawasan pemukiman adat Desa Senaru.
Kawasan itu terdiri atas 17 rumah adat yang hingga kini terjaga kelestariannya.
Terkait itu, Ketua Laskar Sasak Lalu Taharuddin menjelaskan, pihaknya tetap berupaya melestarikan warisan leluhur di bumi Lombok.
Termasuk keberlangsungan kedua prosesi adat itu yakni acara Nyentulak serta pengukuhan pemangku hutan kawasan Bayan.
"Laskar Sasak konsisten menjaga kelestarian warisan leluhur di pulau seribu masjid ini,” katanya, dalam siaran persnya, Rabu (3/2/2021).
Pelestarian budaya itu, kata Taharuddin, merupakan bagian dari program Lombok Mercusuar.
Dimana penguatan tradisi dan budaya dalam rangka menyuarakan nasionalisme dari Lombok.
Sebelumnya, usai prosesi adat, Kepala Badan Intelijen Negara (Kabinda ) NTB Wahyudi Adisiswanto menyampaikan, upacara adat yang dilaksanakan merupakan silaturahmi.
"Pertemuan kali ini hakekatnya merupakan upaya menjalin silaturahmi di antara masyarakat Suku Sasak yang memang sangat kental dengan budaya gotong royongnya," katanya, saat sambutan.
Wahyudi menjelaskan, Suku Sasak memiliki karakter dan kepribadian yang kuat.
Kepribadian bersandar pada konsep trilogi, yakni pengabdian kepasa Tuhan, persatuan dengan manusia, dan tetap menjaga keseimbangan alam.
• Bongkar Sindikat Pupuk Bersubsidi, Polres Lombok Tengah Tetapkan Oknum Pengecer Jadi Tersangka
"Konsepsi ini dapat diadopsi sebagai upaya menanggulangi berbagai persoalan yang sedang dan akan dihadapi bangsa dan negara," tegasnya.
Sementara itu, Sekda NTB Lalu Gita Ariadi mengatakan, warga yang terjangkit Covid-19 terus bertambah.
Sepertinya sulit dikendalikan dengan pertimbangan akal sehat.
Karenanya, doa tolak bala masyarakat adat merupakan salah satu upaya untuk memohon kepada Allah agar bangsa Indonesia segara keluar dari pandemi Covid-19.
Gita berpesan, warga NTB senantiasa mematuhi anjuran pemerintah untuk disiplin menjalan protokol kesehatan.
Sedangkan Wakil Bupati Lombok Timur H Rumaksi mengatakan, selama hidupnya baru kali ini menyaksikan acara Nyentulak yang dilaksanakan secara adat.
"Saya berharap dengan acara ini, kita dapat segera keluar dari pandemi Covid-19,” ujarnya.
(*)