Syekh Ali Jaber Dikenal Dermawan, Bagikan 4.500 Botol Susu Kurma Jadi Permintaan Terakhirnya
Kepergian pendakwah Seykh Ali Jaber meninggalkan sejuta kenangan dan teladan bagi banyak orang.
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Sifat dermawan dan rendah hati Syekh Ali Jaber pun melekat dibenak Jayadi, salah seorang bekas asistennya.
Jayadi mengaku pernah menjadi asisten selama 2 tahun, dari tahun 2015 sampai 2017.
Ia membantu Syekh Ali Jaber menyiapkan segala kepeluan saat keliling berdakwah ke hampir seluruh Indonesia, bahkan sampai ke luar negeri.
”Beliau sosok ulama karismatik yang disegani karena metode dakwahnya berbasis Alquran,” katanya.
Meski hanya menjadi seorang asisten, Syekh Ali Jaber tidak pernah memperlakukannya dengan kasar atau bersikap merendahkannya.
”Saya dianggap adik, saudara, bukan pegawai, karena sama-sama dari Lombok,” katanya.
Baca juga: Pesan Syekh Ali Jaber Sebelum Meninggal ke Anak Sulung: Jaga Salat dan Jaga Mama
Baca juga: Pemulung Anak Angkat Syekh Ali Jaber Menangis Pilu Dengar sang Ulama Meninggal Dunia
Banyak momen mengesankan selama mengikuti dakwah Syekh Ali Jaber. Tapi dirinya sangat terkesan dengan kerendahan hatinya.
Meski berasal dari Madinah, Arab Saudi. Namun ke mana pun berdakwah, Syekh Ali Jaber selalu menyebut Lombok karena sangat cinta dengan Lombok dan Indonesia.
”Cinta sekali beliau sama Lombok, kemana pun dakwah selalu menyebut awal dakwahnya dimulai dari Lombok,” katanya.
Masjid Agung Al-Muttaqin, Cakranegara, Kota Mataram merupakan masjid pertama tempat ia memulai dakwahnya.
Masjid tersebut menjadi saksi bisu dimulainya dakwah sang syekh.
Karena itu, Syekh Ali Jaber tidak pernah lupa dengan masjid tersebut sampai ia meninggal dunia hari ini.
(*)