Kuliner Bima

Mangge Tutu, Sambal Asam Muda Khas Bima yang Cocok untuk Ikan Bakar dan Nasi Panas

angge Tutu adalah makanan khas Bima (NTB) yang dibuat dari asam muda yang ditumbuk bersama cabai dan kemangi.

Editor: Laelatunniam
TRIBUNLOMBOKL.COM
KULINER BIMA - Mengge mutu, makanan khas warga Bima, asam muda yang ditumbuk bersama cabai dan kemangi menjadi favorit untuk disantap bersama ikan bakar. 
Ringkasan Berita:
  • Mangge Tutu adalah makanan khas Bima (NTB) yang dibuat dari asam muda yang ditumbuk bersama cabai dan kemangi.
  • Hidangan ini merupakan sambal pengganti yang sangat dinanti, terutama karena asam muda hanya berbuah setahun sekali pada awal musim hujan.

TRIBUNLOMBOK.COM, BIMA - Di banyak daerah, asam muda lazimnya hanya dimanfaatkan untuk mendapatkan sari atau air perasannya.

Namun, hal ini berbeda bagi masyarakat Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), di mana buah asam muda justru diolah menjadi hidangan utama yang istimewa.

Makanan tradisional berbahan dasar asam muda dengan rasa asam yang tajam ini dikenal dengan nama Mangge Tutu atau berarti "Asam Tumbuk".

Hidangan ini menjadi menu khas yang sangat dinanti, terutama saat musim hujan tiba ketika pohon-pohon asam mulai berbuah.

Proses Pembuatan yang Sederhana Namun Menggugah Selera

Pembuatan Mangge Tutu tergolong sederhana.

Mula-mula, buah asam muda dicuci hingga bersih. Proses inti adalah penumbukan, asam muda dihaluskan pada cobek batu.

Saat menumbuk, ditambahkan pula cabai sesuai tingkat kepedasan yang disukai. Setelah adonan asam dan cabai halus merata, tahap akhir adalah mencampurkannya dengan daun kemangi, lalu ditumbuk kasar agar aromanya keluar.

Sentuhan terakhir diberikan dengan garam dan penyedap rasa secukupnya.

Hidangan ini sempurna untuk mendampingi ikan bakar hangat dan sayur kelor.

Mangge Tutu sering difungsikan sebagai pengganti sambal. Bahkan, paduan nasi panas dengan Mangge Tutu saja sudah cukup menjadi santapan yang sangat lezat, meski tanpa lauk.

Mangge Tutu merupakan warisan kuliner para petani di pegunungan Bima.

Statusnya sebagai makanan yang dirindukan tak lepas dari fakta bahwa musim buah asam hanya terjadi setahun sekali, yaitu di awal musim penghujan.

Oleh karena itu, ketika masa panen tiba, buah asam muda sering diburu dan dijual dengan harga yang cukup tinggi.

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved