Berita Kota Mataram

Tak Bisa Melaut Akibat Cuaca Buruk, Pemkot Mataram Siapkan Bantuan untuk Para Nelayan

Aktivitas nelayan Ampenan terganggu parah akibat cuaca ekstrem, memukul perekonomian warga pesisir.

Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Idham Khalid
TRIBUNLOMBOK.COM/AHMAD WAWAN SUGANDIKA
CUACA BURUK - Penampakan di pesisi pantai Bintaro Ampenan. Gelombang tinggi disertai angin kencang membuat banyak perahu nelayan terpaksa bersandar di pelabuhan dan pesisir pantai. 

Ringkasan Berita:
  • Aktivitas nelayan Ampenan terganggu parah akibat cuaca ekstrem geombang tinggi dan angin kencang, memukul perekonomian warga pesisir.

  • Pemkot Mataram merespons dengan menyiapkan darurat logistik dan menginisiasi program "Sehat Nelayan" untuk memberikan modal usaha sampingan bagi istri nelayan.

 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA MATARAM - Aktivitas harian para nelayan di Kecamatan Ampenan Kota Mataram terganggu parah akibat cuaca ekstrem yang melanda wilayah perairan Nusa Tenggara Barat (NTB) sejak beberapa pekan terakhir. 

Gelombang tinggi disertai angin kencang membuat banyak perahu nelayan terpaksa bersandar di pelabuhan dan pesisir pantai. 

Kondisi ini secara langsung memukul perekonomian warga pesisir yang menggantungkan hidup dari hasil tangkapan laut.

Menyikapi hal itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram melalui Pemerintah Kecamatan Ampenan menyatakan, kesiapan dalam menyalurkan bantuan logistik dan dukungan modal usaha bagi para nelayan yang kesulitan melaut akibat cuaca buruk dan musim hujan yang diprediksi berlangsung hingga dua bulan. Kedepan.

Camat Ampenan Muzakkir Walad mengatakan, kesiapan ini merupakan respons atas tantangan yang dihadapi nelayan ketika sumber penghasilan utama mereka terputus.

“Dalam upaya jangka panjang mengatasi ketergantungan nelayan, kami telah menginisiasi program yang bertujuan memberikan modal usaha sampingan kepada keluarga nelayan, khususnya para istri nelayan," ucap Muzakkir setelah dikonfirmasi, Selasa (18/11/2025).

"Program ini bertujuan menciptakan penghasilan cadangan saat nelayan tidak bisa melaut melalui program yang kita beri nama Sehat Nelayan,” lanjutnya.

Melalui program pusat, Pemkot berupaya memberikan Sertifikat Hak Atas Tanah Nelayan (Sehat Nelayan). Sertifikat ini dapat diagunkan kepada Bank KUR (Kredit Usaha Rakyat) untuk memperoleh pinjaman modal usaha ringan.

Modal usaha ini diharapkan dapat digunakan oleh istri nelayan untuk membuka usaha, sehingga dapur tetap mengepul saat suami tidak melaut.

Untuk mengatasi dampak langsung dari tidak melautnya nelayan, Pemkot memastikan ketersediaan bantuan logistik. Beberapa dinas terkait, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Ketahanan Pangan, dan Dinas Sosial.

“Bantuan logistik, yang mencakup bahan makanan, telah disalurkan dan akan terus dipersiapkan untuk kondisi-kondisi darurat,” kata Muzakkir.

Baca juga: Dua Bulan Tak Melaut, Kehidupan Nelayan Ampenan Terancam

Adapun untuk distribusi bantuan didasarkan pada pertimbangan apakah nelayan benar-benar tidak dapat melaut dan kehilangan sumber penghasilan, untuk menghindari ketergantungan.

Kesiapan logistik ini juga didukung oleh pengalaman Pemkot dalam menghadapi kebutuhan logistik masyarakat pada kasus-kasus lain seperti pengosongan lahan.

Pemkot menegaskan kesiapannya untuk membantu masyarakat nelayan menghadapi musim hujan dan cuaca buruk.

“Tentunya dengan memastikan adanya cadangan penghasilan dan bantuan logistik yang tepat sasaran,” demikian Muzakkir.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved