Penemuan Mayat Polisi di Lombok

4 Kejanggalan yang Ditemukan Ayah Brigadir Esco, Yakin Anaknya Dibunuh

Hasil autopsi sementara mayat Brigadir Esco mengungkap adanya tanda-tanda kekerasan akibat benda tumpul pada tubuh.

Penulis: Sinto | Editor: Idham Khalid
Dok. Istimewa
KEMATIAN POLISI - Kolase ayah Brigadir Esco, Samsul Herawasi (kiri) dan prosesi pemakaman Brigadir Esco di Pemakaman Umum Bonjeruk, Lombok Tengah, Senin (25/8/2025).  

Namun, pihaknya mengaku tidak akan diberikan informasi mengenai sidik jari pelaku karena merupakan rahasia kepolisian. Samsul tidak akan diberikan informasi tersebut untuk menekan emosi dari warga. 

"Tapi kalau hasil kalau itu bukan murni bunuh diri bahwa asli itu pembunuhan. Hasil autopsi berikutnya menunggu dari Bareskrim, makanya kita disuruh bersabar," ungkap Samsul. 

3. Brigadir Esco Murni Dibunuh

Samsul menyampaikan, hasil penyelidikan yang pihaknya terima dari kepolisian adalah kematian Brigadir Esco murni pembunuhan. 

Disampaikan Samsul, tanpa autopsi, tanpa olah TKP kalah dilihat dari kondisi tapi yang menjerat leher korban, ia menilai, anak kecil sekaliun akan tahu bahwa itu bukan bunuh diri. 

"Hasil investigasi termasuk dari letting-letting dari almarhum, kita selalu bertanya bagaimana perkembangan selanjutnya," jelas Samsul. 

"Pertanyaan-pertanyaan setiap hari saya terima. Bagaimana tindak lanjut? Sudahkah polisi bisa bertindak cepat? Kalau memang hal itu tidak, mari kita yang maju. Jadi emosi membludak. Masyarakat dan keluarga sudah memuncak," jelas Samsul. 

Samsul menyampaikan, melihat kondisi jasad Brigadir Esco ketika dilihat di RS Bhayangkara cukup mengenaskan hingga empat hari pasca penemuan jenazah pihaknya menutup diri dari publik karena merasa sangat berat untuk berbicara. 

Sementara tamu-tamu yang melayat pertanyaan-pertanyaannya adalah kecurigaan dan berbagai rentetan peristiwa yang janggal terhadap kematian korban. 

"Maka masyarakat fokus mencari saya untuk bagaimana kejadian yang sebenarnya. Alhamdulillah sampai dengan hari ini bagaimanapun kita harus terima apapun yang terjadi," terang Samsul. 

4. Keluarga Tertekan 

Samsul mengaku dia sangat terpukul. Ia hanya untuk beli rokok ke pasar, dirinya langsung mendapatkan banyak pertanyaan dari warga. Terlebih setelah viral di media sosial bahwa terduga pelaku adalah orang dekat korban. 

"Ndak berani saya lihat, ndak berani buka hape. Mencurigai orang dekat. Saat keluar beli rokok kepasar ada 5-6 orang lebih yang menanyakan. Cuma yang bikin-bikin, kok bisa-bisanya jika memang seperti itu," sebut Samsul. 

"Apa iya? mungkinkah? Tegakah? Atau mungkin orang luar yang berbuat, itu yang menjadi pikiran kita bingung. Iyalah? Mungkinkah? Kenapa? Kalau memang bukan orang interen dalam rumah itu, mungkinkah? Tapi kalau memang harus orang dalam, begitu tegakah?" sambung Samsul. 

5. Hasil Penyelidikan Sementara

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Nusa Tenggara Barat (NTB), Kombes Pol Syarif Hidayat mengatakan, korban diduga bukan tewas karena bunuh diri melainkan penganiayaan yang berujung meninggal dunia. 

Hal ini berdasarkan hasil autopsi jenazah Brigadir Esco, di mana ditemukan luka di sekujur tubuh akibat kekerasan. 

"Ada dugaan kekerasan, iya (penganiayaan) mengakibatkan meninggal dunia," kata Syarif, Jumat, (29/8/2025). 

Halaman
123
Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved