Tragedi Masjid Agung Sibolga: Fakta dan Kronologi Penganiayaan Musafir Arjuna Tamaraya Hingga Tewas

Fakta lengkap tragedi Masjid Agung Sibolga. Arjuna Tamaraya tewas dianiaya lima pelaku, polisi tangkap semua tersangka dalam tiga hari.

|
Editor: Irsan Yamananda
Kolase TribunMedan
DITANGKAP - Lima Pelaku penganiayaan hingga tewas Arjuna Tamaraya di Masjid Agung Sibolga ditangkap, Senin (4/11/2025). Fakta lengkap tragedi Masjid Agung Sibolga. Arjuna Tamaraya tewas dianiaya lima pelaku, polisi tangkap semua tersangka dalam tiga hari. 
Ringkasan Berita:
  • Arjuna Tamaraya, musafir yang beristirahat di Masjid Agung Sibolga, tewas dianiaya lima pelaku hingga mengalami luka berat di kepala.
  • Lima tersangka, termasuk ZPA dan HBK, ditangkap kurang dari tiga hari usai kejadian, dengan barang bukti kelapa dan rekaman CCTV.
  • Polisi menjerat pelaku dengan Pasal 338 dan 170 KUHP, sementara satu pelaku juga dijerat Pasal 365 KUHP dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara

TRIBUNLOMBOK.COM - Terkuak fakta baru di balik peristiwa tragis penganiayaan yang menewaskan seorang musafir bernama Arjuna Tamaraya di Masjid Agung Sibolga.

Kasus ini sempat menghebohkan publik setelah rekaman CCTV viral memperlihatkan detik-detik penganiayaan yang dilakukan lima pelaku terhadap korban.

Musafir Arjuna Tamaraya ditemukan tewas pada Jumat (31/10/2025) sekitar pukul 03.30 WIB.

Dalam rekaman CCTV, terlihat lima orang pelaku menganiaya korban hingga terkapar, bahkan salah satu dari mereka menyeret tubuh korban ke luar area masjid.

Kronologi Kejadian di Masjid Agung Sibolga

Kasat Reskrim Polres Sibolga, AKP Rustam Silaban, menjelaskan bahwa korban awalnya hanya ingin beristirahat di dalam masjid. Namun, salah satu pelaku berinisial ZP alias A (57) melarangnya untuk tidur di area tersebut.

Beberapa saat kemudian, pelaku yang merasa tersinggung melihat korban tetap beristirahat tanpa izin, memanggil empat orang lainnya, termasuk HB alias K (46) dan SS alias J (40), untuk mengusir korban.

Dari hasil penyelidikan, korban dianiaya hingga tidak sadarkan diri.

“Korban juga dipijak dan dilempar menggunakan buah kelapa oleh salah satu pelaku hingga mengalami luka parah di bagian kepala,” kata Rustam seperti dikutip dari TribunMedan.

Korban sempat ditemukan dalam kondisi tak berdaya oleh marbot masjid, Alwis Janasfin Pasaribu (23), yang kemudian membawa korban ke RSUD Dr FL Tobing Sibolga.

Sayangnya, nyawa korban tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia pada Sabtu (1/11/2025) pukul 05.55 WIB akibat luka berat di kepala.

Baca juga: Prediksi Skor Sanfrecce Hiroshima vs Gangwon AFC Champions League Elite Selasa 4 Oktober 2025 Jam 17

Lima Pelaku Ditangkap Kurang dari Tiga Hari

Kapolres Sibolga, AKBP Eddy Inganta, dalam konferensi pers pada Senin (3/11/2025), menjelaskan bahwa kelima pelaku berhasil ditangkap dalam waktu kurang dari tiga hari.

“Kami bergerak segera setelah menerima laporan. Tim gabungan dari Satreskrim, Satintelkam, dan Polsek Sibolga Sambas langsung dibentuk,” ujar Eddy.

Dua pelaku pertama, ZPA dan HBK, ditangkap tidak lama setelah kejadian.

Tiga lainnya, SSJ, REC, dan CLI, diamankan di lokasi berbeda di wilayah Sibolga dan sekitarnya. Barang bukti yang diamankan meliputi rekaman CCTV, pakaian korban, kelapa yang digunakan pelaku, topi bertuliskan Brooklyn New York, tas hitam merek Polo Glad, serta ember plastik hitam.

Menurut penyidik, masing-masing tersangka memiliki peran berbeda dalam aksi brutal tersebut. Empat pelaku dijerat dengan Pasal 338 subsider Pasal 170 ayat (3) KUHP, sementara satu pelaku, SSJ, dikenai Pasal 365 ayat (3) KUHP tentang pencurian disertai kekerasan yang mengakibatkan kematian.

Ancaman hukumannya maksimal 15 tahun penjara.

Kapolres Eddy menegaskan, “Polres Sibolga berkomitmen menuntaskan kasus ini secara profesional dan transparan. Kami akan memastikan keadilan bagi korban dan keluarganya.”

Jenazah Arjuna Tamaraya telah dimakamkan di daerah asal keluarganya setelah melalui proses autopsi di RSUD Dr FL Tobing Sibolga.

Keluarga Tuntut Keadilan

Sementara itu, pihak keluarga, Rida Chaniago memohon kepada Polres Sibolga dan Wakil Ketua DPRD Sibolga, Jamil Zeb Tumori untuk membantu mengusut kasus ini sampai tuntas.

"Perihal anak kemanakan kami yang telah dikeroyok. Mohon bantuannya, mereka telah mengambil nyawa anak kami di tangan mereka yang tidak punya prikemanusiaan," ujarnya.

Keluarga korban juga meminta Polres Sibolga untuk segera ditindak.

"Kami menuntut keadilan untuk almarhum anak kami. Semoga dengan kejadian ini ada pelajaran berharga kepada para penganiaya yang tidak punya prikemanusiaan itu," ucap Rida.

Respons DPRD Sibolga

Wakil Ketua DPRD Sibolga, Jamil Zeb Tumori menilai kasus pengeroyokan tersebut merupakan kejadian yang menyayat hati yang dilakukan sekelompok generasi muda di Kota Sibolga.

"Ironisnya mereka melakukan pengeroyokan dan penganiayaan kepada orang yang singgah di rumah Allah. Apalagi korban diseret hingga keluar halaman masjid," ujarnya.

Ketua Golkar Sibolga itu menekankan, Pemerintah Kota dan DPRD Sibolga serta semua pihak harus punya tekad untuk bisa mengamankan kota Sibolga dari tindakan kriminal.

Ia juga menyarankan kepada pelaku untuk segera menyerahkan diri sebelum Polisi melakukan tindakan terukur.

"Polisi agar melakukan tindakan penangkapan kepada para tersangka. Apapun alasannya, tindakan kriminal, tidak boleh di kota Sibolga. Apapun alasannya, rumah Allah adalah tempat ternyaman bagi umat manusia di atas bumi," katanya.

Klarifikasi Ketua Remaja Masjid Agung Sibolga

Ketua Remaja Masjid Agung Kota Sibolga, Eki Tanoto Tanjung, menyampaikan klarifikasi resmi terkait peristiwa pengeroyokan seorang musafir yang terjadi di Masjid Agung Sibolga pada Jumat (31/10/2025) dini hari sekitar pukul 03.30 WIB.

Dalam pernyataannya, Eki menegaskan bahwa seluruh pengurus dan anggota Remaja Masjid Agung Sibolga tidak ada yang terlibat dalam insiden tragis tersebut.

Pernyataan ini disampaikan menyusul beredarnya video dan informasi di media sosial yang menuduh keterlibatan remaja masjid dalam pengeroyokan itu.

“Kami ingin menegaskan dan memastikan bahwa tidak ada satu pun anggota maupun pengurus Remaja Masjid Agung Sibolga yang terlibat dalam peristiwa pengeroyokan sebagaimana yang beredar di video dan informasi di masyarakat,” ujar Eki dalam keterangan tertulisnya.

Ia menyampaikan bahwa pihaknya sangat menyesalkan terjadinya peristiwa tersebut, apalagi sampai menelan korban jiwa.

Eki juga mengungkapkan rasa duka cita mendalam atas wafatnya korban pengeroyokan yang disebut sebagai seorang musafir

“Segenap keluarga besar Remaja Masjid Agung Kota Sibolga mengucapkan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya almarhum. Semoga Allah SWT menerima amal ibadahnya dan memberikan ketabahan kepada keluarga yang ditinggalkan. Aamiin,” tutur Eki.

Ia juga berharap agar masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum tentu benar serta menyerahkan sepenuhnya proses penyelidikan kepada pihak kepolisian.

“Atas perhatian dan kepedulian masyarakat, kami ucapkan terima kasih. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk tetap menjaga ketenangan dan tidak menyebarkan fitnah,” tutupnya.

Sumber: TribunMedan

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved