Penemuan Mayat Polisi di Lombok

Kasus Kematian Brigadir Esco di Lombok Barat, Keluarga Yakin Korban Tak Bunuh Diri

Keyakinan keluarga bahwa Brigadir Esco mati bukan bunuh terlihat dari jasadnya yang tergantung dengan posisi yang janggal.

Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Idham Khalid
Dok.Istimewa
EVAKUASI MAYAT - Tim Inafis Polres Lombok Barat saat mengevakuasi mayat Brigadir Esco Faska Rely (29), anggota Intel Polsek Sekotong yang ditemukan tewas mengenaskan di bukit belakang pemukiman warga di Desa Jembatan Kembar. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK BARAT - Misteri kematian anggota Polres Lombok Barat, Brigadir Escoo Faska Rely saat ini masih dipenuhi dengan kejanggalan, bahkan keluarga korban tidak percaya bahwa korban yang dikenal baik itu meninggal karena bunuh diri.

“Korban ini baik, ndak ada musuhnya di sini, apalagi sama istrinya, ndak pernah saya lihat dia berkelahi, jadi kami di keluarga ini tidak percaya kalau dia meninggal bunuh diri,” ucap Mertua Brigadir Esco, H. Saihun saat ditemui Tribun Lombok, Senin (25/8/2025).

Keyakinan keluarga bahwa kematian Brigadir Esco bukan bunuh terlihat dari jasadnya yang tergantung dengan posisi yang janggal.

Brigadir Esco ditemukan di kebon milik warga setempat, berjarak 50 meter dari pemukiman warga. Korban yang ditemukan dalam kondisi terikat pada seutas tali  berada pada posisi miring, bukan tergantung.

“Ini saya yang pertama kali menemukannya, dia dinyatakan hilang sudah sejak hari Selasa (19/8/2025), kalau saya nggak cari ayam saya yang hilang saya nggak akan tau kalau ada mayat yang ternyata dia (Brigadir Esco) di Kebon, kita dari keluarga juga sudah mencarinya sampai kita hubungi keluarganya juga di Bonjeruk Lombok Tengah,” katanya.

Brigadir Esco juga terkenal baik di lingkungan keluarga, tidak pernah bercerita tentang masalah atau apapun yang membuatnya nekat mengakhiri hidup.

Istrinya yang juga merupakan seorang Polwan, dikabarkan sakit semenjak dua hari setelah Brigadir Esco hilang kabar.

Pihaknya berharap kasus kematian menantunya itu dapat ditangani secara transparan tanpa ada yang ditutup tutupi oleh pihak kepolisian.

Pihak keluarga akan menerima apapun hasil dari penyelidikan yang dilakukan oleh pihak kepolisian, terlebih korban juga saat ini sedang dilakukan autopsi di RS Bhayangkara Mataram.

“Apapun hasilnya ini kita terima, kalau murni gantung diri ataupun dibunuh, kita harap pihak kepolisian bisa bekerja dengan sebaik baiknya, kami percaya pihak kepolisian, mengingat anak kami juga merupakan anggota yang saya yakin ia baik orangnya,” pungkasnya.

Baca juga: Polda NTB Ambil Alih Kasus Penemuan Mayat Polisi dengan Kondisi Terjerat di Lombok Barat

Senada dengan Saiun, Adik Misan Korban, Ricky mengaku tidak percaya jika Brigadir Esco meninggal bunuh diri, terlebih dirinya juga sempat berkabar dengan korban sebelum korban dinyatakan hilang.

“Dia (Brigadir Esco) sempat beli kepiting dari saya, itu pada saat tanggal 13 Agustus 2025, ada saya simpan cahatnya,” kata Ricky.

Disebutkan, Brigadir pada saat bertemu terakhir kali tidak menunjukkan gelagat mencurigakan, dia sama seperti hari-hari lainnya.

Kendati dikenal pendiam, Brigadir Esco merupakan sosok yang baik di mata keluarga, pun juga di lingkungan tempat tinggalnya.

Saat ini korban juga akan disemayamkan di tempat kelahirannya yang berada di Desa Bonjeruk Kecamatan Jonggat Lombok Tengah.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved