TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Perkembangan terbaru dalam kasus kematian Brigadir Muhammad Nurhadi, anggota Propam Polda NTB, kembali menjadi sorotan publik.
Kuasa hukum salah satu tersangka, Misri, mengungkap adanya perubahan signifikan dalam keterangan kliennya yang disampaikan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) tambahan kepada penyidik Ditreskrimum Polda NTB pada 14 Juli 2025.
Dalam keterangannya, Misri menyebut dua tersangka lainnya, Kompol Yogi dan Ipda Haris Candra, berada di sekitar lokasi kejadian sesaat sebelum Nurhadi ditemukan tak bernyawa di kolam privat Villa Tekek, Gili Trawangan.
“Iya, ada perubahan keterangan yang disampaikan M (Misri). Semulanya memberi keterangan tidak melihat Ipda Haris saat ia (Misri) hendak masuk ke kamar. Jadi, di BAP tambahan ini dia mengungkapkan melihat Ipda Haris, sesaat ia masuk ke kamar untuk mandi,” ujar kuasa hukum Misri, Yan Mangandar Putra, Selasa (5/8/2025).
Yan menambahkan, saat itu Misri melihat Ipda Haris berada di dekat kolam. Melihat situasi tersebut, Misri mencoba membangunkan Kompol Yogi yang tengah tertidur. Butuh waktu cukup lama hingga akhirnya mantan Kasat Reskrim Polresta Mataram itu terbangun.
"Kalau BAP pertama tidak dipertegas bangun atau tidak, makanya di BAP tambahan dipertegas Kompol YG sampai bangun dan sempat memegang HP," jelas Yan.
Setelah memastikan Kompol Yogi terbangun, Misri kemudian masuk ke kamar mandi. Ketika keluar, ia tak lagi melihat Ipda Haris di sekitar vila. Kompol Yogi saat itu disebut berada di posisi terbaring menghadap ke atas sambil bermain ponsel. Tak lama kemudian, Misri mengajak Yogi ke arah kolam dan di sanalah mereka menemukan Nurhadi dalam kondisi tak sadarkan diri.
CCTV Jadi Kunci Petunjuk
Yan juga mendesak kepolisian untuk lebih transparan dalam mengungkap bukti-bukti, khususnya rekaman kamera pengawas (CCTV) yang berada di sekitar lokasi kejadian.
Setidaknya ada empat kamera CCTV yang bisa menjadi petunjuk penting untuk mengurai kronologi dan mengungkap siapa pelaku sebenarnya.
“Kami memantau di hotel itu, ada 3 kamera CCTV jenis indoor bentuk bulat, terpasang di pintu utama lobi hotel, yang kedua CCTV dekat resepsionis dan yang ketiga CCTV lorong masuk keluar ke kamar hotel,” ujar Yan.
Baca juga: Ini 4 Kamera CCTV Krusial di Hotel Tempat Tewasnya Brigadir Nurhadi
Satu kamera lainnya, menurut Yan, adalah jenis outdoor berbentuk panjang yang terpasang di pagar bambu di luar kamar Villa Tekek. Kamera ini dinilai mampu merekam aktivitas keluar-masuk hotel secara jelas, mengingat hanya ada satu akses keluar-masuk di area tersebut.
“Artinya CCTV ini sangat bisa merekam gerak-gerik aktivitas keluar masuk hotel, terutama bisa dicek di rentang waktu itu,” jelasnya.
Yan juga menekankan pentingnya rekaman dari kamera yang mengarah langsung ke pintu masuk kamar villa.
“Ini CCTV yang mungkin paling krusial,” tegasnya. Ia pun mendorong agar Polda NTB membuka lebih banyak informasi ke publik terkait hasil pemeriksaan kamera-kamera tersebut.
Jaksa Belum Temukan Motif, Kasus Dikembalikan ke Penyidik
Pada 14 Juli lalu, Kejaksaan Tinggi NTB mengembalikan berkas perkara ke penyidik Polda NTB karena dianggap belum lengkap. Kepala Kejati NTB, Enen Saribanon, menyebut bahwa dalam berkas tersebut belum ditemukan motif dan modus operandi dari dugaan pembunuhan tersebut.