Suami di Lombok Tengah Bunuh Istri

Kesaksian Adik Korban Pembunuhan Suami di Lombok: Pelaku Berdalih Sang Kakak Tidur

Penulis: Sinto
Editor: Wahyu Widiyantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KESAKSIAN KELUARGA - Foto kebersamaan Baiq Miranda (kanan) dan suaminya Fachrudin Azzahidi. Miranda dipiting hingga tewas di rumahnya di Lingkungan Kekeri, Kelurahan Semayan, Kecamatan Praya, Lombok Tengah, Minggu (3/8/2025). Sulistia menilai bahwa kakak iparnya, Fachrudin Azzahidi sempat berbohong saat dirinya datang sekira pukul 10.50 Wita pagi.

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Adik sepupu sekaligus rekan kerja korban istri dibunuh suami, Sulistia menyampaikan, kesaksiannya terkait peristiwa yang merengguh nyawa kakaknya, Baiq Miranda.

Sulistia mengaku sedang mengunjungi rumah korban saat terjadinya pembunuhan di Lingkungan Kekeri, Kelurahan Semayan, Kecamatan Praya, Lombok Tengah, Minggu (3/8/2025). 

Sulistia merupakan rekan kerja Baiq Miranda yang menjual nasi liwet bakar di Lapangan Muhajirin Praya Lombok Tengah. 

Dia datang ke rumah korban karena ingin menyetor uang hasil penjualan nasi liwet bakar. 

Sulistia menilai bahwa kakak iparnya, Fachrudin Azzahidi sempat berbohong saat dirinya datang sekira pukul 10.50 Wita pagi.

Baca juga: 3 Fakta Suami Bunuh Istri di Lombok Tengah: Riwayat KDRT, Aktivitas Pelaku Usai Kejadian Disorot

"Namun saat tiba saya dijawab oleh Fahrudin Azzahidi bahwa kakak saya sedang tidur," jelas Sulistia. 

Menurut Sulistia, Miranda sempat membuka sekat pintu kamar saat mengetahui kedatangannya.

Tetap pelaku kemudian berlari kecil menyusul untuk menghalanginya bertemu dengan korban.

"Pelaku sambil berkata kakakmu tidur jangan diganggu nanti kamu kena marah," terang Sulistia. 

Setelah itu Sulistia menitipkan uang penjualan kepada Fachrudin dan berpesan agar menghubunginya jika Miranda sudah bangun.

Baiq Miranda Puspa Pratiwi. (Istimewa)

"Saya ingin menyampaikan berapa nasi yang laku dan berapa sisa. Saya juga mau sampaikan total uang kepadanya. Akhirnya saya pergi karena mau bersiap-siap ke Mataram karena ada urusan keluarga," demikian kesaksian Sulistia. 

Pantauan terkini Tribun Lombok di rumah duka, keluarga korban sedang menunggu kedatangan jenazah Miranda yang sedang dalam perjalanan RS Bhayangkara usai diautopsi.

Dua papan ucapan duka terpasang di rumah duka di BTN Grand Amnesta, Tiwugalih, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah, tempat korban disemayamkan sebelum dimakamkna.

Jenazah rencananya akan disalatkan di BTN Grand Amnesta untuk selanjutnya dimakamkan di Pemakaman Keluarga di Desa Pengembur. 

Halaman
1234

Berita Terkini