Penunggang kuda ini menggunakan pakain biasanya yang digunakan sehari-hari tanpa dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD) dalam berkuda.
Pihak desa mengakui jika pernah adanya insiden kecelakaan yang mengakibatkan penunggang kuda tersebut patah.
“Pengalaman terburuk pada tahun 2023 karena miskomunikasi ada yang sampai patah tabrak truk,” kata Hakim.
Ia menyebut kecelakaan ringan yang membuat penunggangnya jatuh dari kuda dan tergores dianggap hal biasa.
Bahkan masyarakat rela mudik ke kampung halamannya untuk menyaksikan dan naik kuda.
Alasan ini pula yang membuat perayaan tradisi Tiyu ramai.
“Itu nomor satu sewa kuda, nanti itu baju dan sandal lebaran,” akunya.
Pihak desa kini telah mengevaluasi pengalam-pengalaman tahun lalu dan membuat portal yang akan memasuki desa Jantuk.
“Tahun ini terkontrol aman dan tertib, setiap tahun kami koreksi dan evaluasi. Tahun ini kami ada tambahan personel dan siagakan di portal-portal,” ujarnya.
(*)