Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Anggota polisi Aipda Lalu Saefudin terlibat perkelahian menggunakan senjata tajam dengan warga Lalu Ahmad Damiati Halaman Puskesmas Sengkol, Pujut, Lombok Tengah, Sabtu (8/2/2025).
Aksi perkelahian memicu keramaian di Puskesmas Sengkol dan sekitar Rumah Sakit (RS) Mandalika.
Video kejadian pun viral di media sosial Facebook yang diunggah akun @salimudin.
Tenaga kesehatan Puskesmas Sengkol Lombok Tengah panik atas kejadian ini sehingga melapor ke Polsek Pujut.
Baca juga: Polda NTB Tangkap Komplotan Curanmor Modus Mengaku Diri Polisi dan Buat STNK Palsu
Kapolres Lombok Tengah AKBP Iwan Hidayat, mengatakan, pihaknya masih menyelidiki motif kejadian.
Iwan sudah mememerintahkan Paminal, Propam, dan Reskrim untuk mendalami kasus ini.
"Kami dalami dulu motifnya karena yang bersangkutan lagi tindakan medis lanjutan dan kami sedang periksa saksi-saksi," kata Iwan.
Berikut ini selengkapnya fakta perkelahian polisi dan warga di Lombok Tengah mulai dari dampak, kronologi hingga motif, seperti dihimpun TribunLombok.
1. Saling Lapor ke Polisi
Kasi Humas Polres Lombok Tengah Iptu Lalu Brata Kusnadi mengungkap dua orang terlibat perkelahian ini sama-sama sudah melapor ke polisi.
"Sama-sama melapor keduanya," jelas Brata
2. Sosok Polisi dan Warga
Brata menerangkan, Aipda Saefudin merupakan anggota Polsek Praya Barat.
Sementara Ahmad Damiati merupakan warga Desa Ketare, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah.
Terpisah Camat Pujut Jumahir, mengungkap keduanya merupakan warga Desa Ketare, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah.
3. Akibat Perkelahian
Berdasarkan video dan foto yang beredar luas, Ahmad Damiati mengalami luka serius di kepala dan tangan.
Sementara Aipda Saefudin mengalami luka sobek pada bagian kepala, pundak kanan, dan jari tangan kanan.
Aipda Saefudin kini dirawat di RS Mandalika sedangkan Ahmad Damiati dirawat di RS Praya.
4. Motif Sementara
Iptu Brata menjelaskan, laporan polisi tersebut bersifat sementara sehingga pihaknya masih menunggu keterangan resmi dari Kasatreskrim Lombok Tengah. Menurut Iptu Brata, karena bersifat sementara, informasi tersebut dimungkinkan sepihak saja.
Namun berdasarkan laporan polisi yang diterima Tribun Lombok, terjadinya perkelahian antara Lalu Ahmad Damiati dengan Aipda Lalu Saefudin diduga karena Aipda Lalu Saefudin telah mengganggu istrinya istri Ahmad Damiati.
Dimungkinkan ada hubungan asmara Aipda Lalu Saefudin dengan Baiq Zahratul Lali yang merupakan istri dari Lalu Ahmad Damiati sehingga Lalu Ahmad Damiati yang berpura pura sebagai istrinya mengajak Aipda Lalu Saefudin bertemu di Puskesmas Sengkol.
Sedangkan keterangan dari Aipda Lalu Saefudin bahwa Lalu Ahmad Damiati di perkirakan membawa Narkoba sehingga Aipda Lalu Saefudin mengajak Lalu Ahmad Damiati bertemu di Puskesmas Sengkol.
5. Beda Versi Kronologi
Masih berdasarkan laporan polisi yang beredar luas di berbagai grup WhatsApp dan media sosial, peristiwa ini berawal dari Aipda Saefudin yang menghubungi istri Lalu Ahmad Damiati. Sang istri kemudian menghubungi suaminya.
Ahmad Damiati menduga bahwa istrinya ada hubungan dengan Aipda Saefudin sehingga merasa sakit hati.
Atas hal itu, Ahmad Damiati, yang berpura-pura sebagai istrinya, membalas pesan singkat Aipda Saefudin.
Keduanya kemudian bertemu di Puskesmas Sengkol.
Tanpa basa basi, Ahmad Damiati selanjutnya mengayunkan parang ke arah Aipda Saefudin.
Tetapi, parang itu direbut. Parang itu kemudian yang dipakai Aipda Saefudin melukai tangan Ahmad Damiati.
Kepolisian saat ini sedang meminta keterangan dari masing-masing pihak terlibat.
"Hasil pemeriksaan itu baru akan disampaikan. Itu kan hanya laporan sepihak. Ini kan sedang berproses pula. Ini kita sedang bekerja," jelasnya.
Camat Pujut Jumahir belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut karena saat ini kasus tersebut sedang didalami Polres Lombok Tengah.
"Mungkin yang terekspos (kasus perselingkuhan) oleh orang-orang tapi hasil tentu kita menunggu dari pihak kepolisian," ungkap Jumahir, dikonfirmasi terpisah.
Penjabat Kades Ketare Putrangsa menyebutkan, aksi duel dua warganya menggunakan parang tersebut adalah masalah pribadi.
"Ini persoalan sifatnya pribadi. Rekan Kapolsek juga sudah ke sana (TKP). Mungkin nanti rekan Kapolsek yang menjelaskan," beber Putrangsa.
Menurut Putrangsa, saat ini keduanya sedang proses perawatan di rumah sakit.
Pihaknya menyerahkan penanganan kasus sepenuhnya kepada kepolisian.
Pemerintah desa belum bisa bertindak kedua pihak masih terluka sehingga tidak bisa dimintai keterangan apapun.
Apalagi soal motif perkelahian yang menurutnya masih perlu pendalaman lagi.
"Saya sudah koordinasi dengan rekan kadusnya supaya dijaga proses ini berjalan. Siapa yang bersalah ya diproses hukum. Ini butuh proses, jangan sampai ada pergerakan massa saja harapan kita," beber Putrangsa.
(*)