Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) soroti krisis air bersih di kawasan Gili Trawangan dan Gili Meno, Kabupaten Lombok Utara. Bahkan, KKP sempat melihat kondisi kawasan tersebut untuk mengetahui letak persoalannya.
Direktur Jenderal Pengelolaan Laut dan Ruang Laut KKP, Victor Gustaaf Manoppo mengatakan, langkah penghentian sementara terhadap aktivitas penyediaan air bersih di Gili Trawangan dan Gili Meno dinilai sudah tepat.
Pasalnya, jika dibiarkan terus-menerus pipa penyediaan air bersih yang bocor milik PT Tiara Citra Nirwana (TCN) dapat merusak ekosistem laut. Diketahui PT TCN merupakan perusahaan yang menyediakan air bersih bagi warga Gili Trawangan.
Baca juga: Krisis Air Bersih, Pengusaha Hotel di Tiga Gili Merugi hingga Rp8 Miliar per Hari
Belakangan, aktivitas penyediaan air bersih oleh PT TCN bermasalah, sehingga pelayanan terpaksa diberhentikan. Menurut Victor, sebagai kawasan yang menyimpan keindahan bahari yang luar biasa, ekologi di kawasan tersebut harus dijaga.
"Saya kemarin sudah lihat tempat yang di-police line itu. Kalau (untuk kepentingan) ekologi, penghentian sementara (pasokan air bersih) sudah betul, kita rehabilitasi dulu," kata Victor, Rabu (26/6/2024).
Dia juga mengatakan, kedepannya perusahaan penyediaan air bersih harus memastikan perizinan yang diajukan sesuai dengan yang dilakukan, diantaranya memastikan sesuai lokasi yang digunakan, koordinat yang diminta sudah benar atau tidak.
"Kalau ekologi rusak orang akan tinggalkan Trawangan, orang cuma pernah dengar nama Trawangan. Karena kita tinggalkan, kalau tidak dijaga baik-baik," kata Victor.
Victor berharap ada solusi jangka pendek yang dilakukan untuk menentukan kebutuhan air bersih disana, sembari mengurus perizinan yang sesuai dengan yang diharapkan.
Baca juga: Krisis Air Bersih Jadi Masalah Tahunan di Gili Trawangan, GHA Ajak Warga Kawal Pembangunan SWRO
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB, Muslim meminta, proses perizinan dua perusahaan yang sebelumnya menyediakan air bersih dikawasan Gili Trawangan dan Gili Meno perlu dipertimbangkan.
"Karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak," kata Muslim.
Perusahaan juga diharapkan memperhatikan koordinat untuk penggelaran pipa bawah laut, sehingga tidak mengganggu ekosistem yang ada seperti saat ini.
Persoalan air bersih di kawasan tersebut sudah terjadi lebih dari sebulan, dampaknya pegiat pariwisata mulai merugi karena wisatawan mulai malas mengunjungi gili-gili tersebut.
(*)