Laporan Wartawan TribunLombok.com, Toni Hermawan
TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Pemerintah Kota Bima melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) mengadakan operasi pasar sebagai upaya menekan kenaikan harga bahan pangan.
Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Bima, H Tafsir mengatakan, salah satu isu yang dihadapi kabupaten/kota saat ini adalah gejolak kenaikan harga komoditas pangan seperti minyak dan beras.
Salah satu solusi jangka pendek dari pemerintah yakni dengan menggelar operasi pasar.
"Upaya yang terus dilakukan yakni rutin melakukan operasi pasar murah," kata Tafsir dalam operasi pasar di halaman kantor Lurah Paruga, Kamis (14/3/2024).
Dalam operasi pasar, Pemkot Bima menggandeng perum Bulog Bima dan menyediakan sebanyak 5 ton beras, gula 300 kilo, minyak goreng 600 liter.
"Yang lebih diminati masyarakat beras dan minyak goreng," tambahnya.
Baca juga: Pembelian Gabah Besar-besaran Disinyalir Jadi Alasan Harga Beras Naik di Lombok Timur
Bukan hanya makanan pokok, Tafsir juga menyoroti kelangkaan gas elpiji ukuran tabung 3 kg.
Ia menuturkan pasokan dari Pertamina sebanyak 63 ribu tabung untuk jatah Kota Bima bulan Januari sampai Februari 2024 belum didropping, sehingga terjadi keterlambatan dan berakibat tingginya harga jual.
"Ternyata dari Pertamina sebanyak 63 ribu tabung yang belum di dropping yang memang itu jatah Kota Bima untuk bulan Januari hingga Februari," katanya.
Ia melanjutkan, hasil penelusuran masih banyak pengecer yang menjual melampaui di atas harga satuan, bahkan mencapai 25 ribu hingga 35 ribu per tabung 3 kg.
"Ini tinggi sekali secepatnya akan kami tegur dan evaluasi melalui sistem pengawasan," janjinya.
Ia berharap operasi pasar ini dapat menekan harga bahan pokok sehingga lebih terjangkau masyarakat, demikian juga harga gas elpiji dapat segera stabil sesuai HET.
(*)