Kota Bima

Wali Kota Bima Soroti Degradasi Moral Generasi Muda, Narkoba dan LGBT Jadi Atensi

Penulis: Andi Hujaidin
Editor: Laelatunniam
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MUSYAWARAH AKBAR - Masyarakat saat musyawarah akbar di Masjid Al Muwahidin Kota Bima pada Kamis (3/4/2025). Wali Kota Bima A Rahman Abidin menyoroti degradasi moral generasi muda di Kota Bima yang saat ini tengah menjadi atensi berbagai elemen masyarakat.

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Andi Hujaidin

TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Wali Kota Bima, A. Rahman Abidin, menyoroti degradasi moral generasi muda di Kota Bima yang saat ini tengah menjadi perhatian berbagai elemen masyarakat.

Aji ManĀ  mengatakan bahwa saat ini dibutuhkan peran ulama untuk meredam terjadinya pergaulan bebas yang dapat merusak generasi muda dan masa depan Kota Bima.

"Ulama adalah pilar utama dalam membimbing umat. Dalam forum ini, semoga akan lahir gagasan konstruktif," katanya dalam sambutan pada acara Mbolo Nae Ulama Se-Indonesia di Masjid Agung Al Muwahidin, Kota Bima, pada Kamis (3/4/2025).

Lebih lanjut, ia menilai adanya pergeseran nilai-nilai agama yang menyebabkan persoalan moral di kalangan anak muda zaman sekarang.

"Narkoba yang sudah merampas sendi-sendi kehidupan kita, kemudian LGBT juga sudah banyak merebak. Ada beberapa anak muda yang bahkan membunuh temannya di bulan yang mulia," terangnya.

"Itulah cermin kondisi kita. Ada pergeseran nilai, orang tua tidak lagi peduli," tegasnya.

Secara spesifik, Aji Man mengatakan bahwa peredaran narkoba yang saat ini tengah menjadi perhatian serius lembaga berwenang telah menjadi momok yang menakutkan.

"Narkoba itu sangat mudah didapatkan, murah pula harganya. Anak-anak SMP dan SMA sudah terkena dampaknya, begitu juga dengan pergaulan bebas. Apabila sudah terjerumus narkoba, masa depan generasi muda kita akan suram. Ini yang sangat memprihatinkan di Kota dan Kabupaten Bima," jelasnya.

Ia berharap dengan adanya agenda Musyawarah Akbar para ulama, dapat menjadi solusi terhadap persoalan yang dihadapi oleh generasi muda saat ini.

"Mbolo Nae berarti ada persoalan besar yang harus kita selesaikan. Ada gagasan dan pemikiran konstruktif sebagai dasar kami mengambil kebijakan di pemerintah daerah. Kami menyadari betul peran ulama yang terus bersinergi dengan pemerintah daerah," ucapnya.

Bahkan, ia memiliki rencana untuk mengakomodasi setiap rencana yang berbasiskan nilai-nilai keislaman.

"Penataan kota berbasis nilai-nilai keislaman, serta kebersihan dan kenyamanan. Tidak akan ada investasi yang datang ke Kota Bima kalau persoalan keamanan tidak dapat diselesaikan. Dan membangun peradaban Islam yang maju," tandasnya.

Berita Terkini