Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong menghadiri Hari Bakti Rimbawan ke-41 di Desa Sembalun, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, pada Kamis (7/3/2024).
Alue menanam pohon Kelicung yang merupakan pohon endemik Gunung Rinjani.
Alue Dohong mengatakan, acara penanaman pohon seluruh Indonesia ini melibatkan semua unsur di seluruh Provinsi di Indonesia.
"Pada hari ini merupakan acara ke-4 dari rangkaian penanaman pohon serentak," ucap Alue.
Baca juga: Warga di Kawasan Kaki Gunung Rinjani Kesulitan Sinyal dan Air Bersih
Kegiatan penanaman pohon serentak ini dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berlokasi di Jakarta.
Selanjutnya diteruskan Wakil Presiden K.H. Ma'ruf Amin yang berlokasi di Banten.
Acara ketiga dipimpin langsung Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar di Cianjur.
"Maret 2024 ini kegiatan keempat sebagai awal musim penghujan dan peringatan Hari Bakti Rimbawan ke-41," katanya.
Alue menjelaskan, kegiatan penanaman pohon tersebut sebagai bagian upaya mitigasi perubahan iklim dan percepatan rehabilitasi hutan dan lahan, serta upaya memperbaiki kualitas hidup dari memperbanyak pohon.
Baca juga: Pangdam IX/Udayana Pimpin Penanaman 1.000 Pohon dan Pelepasan Satwa di Gunung Rinjani
Pohon bukan hanya sebagai penghasil oksigen namun juga menangkap karbon dioksida.
Fungsi pohon lainnya berkaitan dengan penanganan polusi udara.
"Untuk mengurangi polusi baik tingkat nasional atau regional, penanaman pohon juga akan meningkatkan daya tahan dalam menghadapi perubahan iklim," katanya.
Penanaman pohon tidak hanya memberikan manfaat bagi bumi tapi juga untuk warisan di masa yang akan datang.
"Yang paling penting juga kita menanaman pohon bukan hanya untuk manusia tapi juga untuk mahluk hidup yang lain," ungkapnya.
Saat ini, kata dia, Indonesia adalah pemilik hutan tropis terluas ketiga di dunia.
Sehingga mempunyai peran penting dalam pengendalian iklim, seperti mendinginkan udara dan melindungi manusia dari panas ekstrim dan polusi, selain itu juha sebagai pelindungi dari potensi hilangnya keanekaragaman hayati.
"Oleh karenanya saya mengajak semua pihak juga untuk dapat bersama bahu membahu memberikan kontribusi pemikiran dan kegiatanya nyata secara masif dan terstruktur," jelasnya.
"Indonesia memandang sangat penting untuk memastikan hal tersebut dipenuhi dalam aksi nyata. Nanam bukan sekedar nanam tapi juga dipelihara. Bangun harmoni dengan alam, mulailah menanam," tutupnya.
Direktur Pembenihan Tanaman Hutan Nurul Iftitah menyebutkan, aksi penanaman pohon itu dilangsungkan di lahan seluas 1 hektare yang diikuti 250 orang yang berasal dari berbagai lembaga pemerintah pusat, daerah serta kelompok masyarakat.
Dalam penanaman serentak itu juga dilakukan pemberian bibit produktif secara simbolis oleh Wamen LHK kepada 5 orang perwakilan dari berbagai kelompok masyarakat. Total bibit dibagikan oleh Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Dodokan Moyosari. Adapun 1.000 batang bibit terdiri dari jenisa alpukat, nangka dan kemiri.
Kadis LHK NTB, Zulmansyah menegaskan, pemerintah Provinsi NTB juga secara aktif telah mendukung komitmen presiden terkait dengan mengurangi emisi.
Baca juga: Pemulihan Ekosistem dan Potensi Cuaca Ekstrem, Jalur Pendakian Rinjani Via Aik Berik Ditutup 3 Bulan
"Wakil Gub sebelumnya telah menyampaikan komitmen untuk menjadikan NTB Net zero emisi tahun 2060," katanya.
Dia menyampaikan persoalan yang sampah yang dihadapi di Gunung Rinjani hingga mencapai 11 ton saat kali terakhir kegiatan pembersihan.
"Kita juga sudah mengadakan rapat untuk mengelola sampah di Sembalun," tutupnya.
(*)