Laporan Wartawan TribunLombok.com, Toni Hermawan
TRIBUNLOMBOK.COM, BIMA - Cerita guru honorer yang belasan tahun mengabdi tapi tak kunjung mendapatkan nasibnya yang jelas datang dari operator sekolah di salah satu SDN yang ada di Kecamatan Monta, Kota Bima, NTB, bernama Nurfajriakhaerani
Ia mengungkapkan, sudah sekitar 14 tahun lama mengabdi dengan stasus tenaga honorer di sekolah. Namun, hingga kini belum bernasib menjadi PNS ataupun Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).
Tahun lalu, saat penerimaan P3K ia mengadu nasib dan mengikuti serangkaian seleksi Anne sapaan akrabnya harus menelan pil pahit sebab belum bernasib lolos P3K.
"Udah coba tapi gak lulus," terang ibu dua anak ini, Senin (22/1/2024).
Baca juga: Guru Honorer Ngadu ke DPRD Kabupaten Bima Minta Nasibnya Diperhatikan
Anne mengaku untuk memenuhi kebutuhan dapur harus mencari pekerjaan lain, beruntung ia memiliki keahlian komputer membuatnya nyambi pekerjaan mencetak undangan di rumahnya.
Pekerjaan ini ia lakoni disela-sela melaksanakan kewajiban sebagai guru honor.
"Ia nyambi kerja cetak-cetak undangan kalau ada yang suruh," tambahnya.
Ia mengakui honor yang diberikan sekolah kecil dan harus menunggu berbulan-bulan untuk dicairkan tidak setiap bulan.
Terkadang ia menerima enam bulan sekali menunggu dana bos. Jumlah honor pun dikalikan dengan jumlah jam mengajar, nominal yang diterima enam bulan sekitar Rp1 juta lebih.
"Mau gak mau cari pekerjaan lain," keluhnya. Wanita yang belasan tahun mengabdi ini pun tidak khawatir dengan peraturan dan kuota pengangkatan P3K yang diberikan oleh pemerintah. Namun, dirinya berharap adanya belas kasihan pemerintah untuk memperhatikan nasib guru honorer, terlebih yang sudah lama mengabdikan diri di sekolah.
Baca juga: Heboh Guru SD di Bima Dipecat Via WA, Klarifikasi Kepala Sekolah: Salah Paham Dia
"Kita tidak takut ikuti tes, cuman minta keadilan aja dan pemerintah lebih memperhatikan kita yang lama mengabdi," pintanya.
Untuk pengalaman, Anne dan guru honor lainnya mengaku memiliki kemampuan mumpuni dalam dunia pendidikan sebanding dengan guru-guru yang baru lulus P3K.
"Kalau dari segi pengalaman mengajar ya kami punya, apalagi guru yang lama mengabdi," pungkasnya.
(*)