Wawancara dengan Ketum PSI Kaesang berlangsung usai pertemuan internal.
Terkait insiden tersebut, Ketua PSI NTB Agus Kamarwan yang dikonfirmasi ulang belum memberikan respons.
IJTI NTB Sesalkan Pengusiran
Menanggapi insiden tersebut, Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) NTB Riadis Sulhi buka suara.
Ia menilai, cara-cara kolot seperti itu tidak seharusnya terjadi, apalagi di era keterbukaan seperti saat ini.
Ia menegaskan, bahwa media memiliki hak untuk mendapatkan informasi tentang kedatangan ketua PSI untuk disebar ke masyarakat.
"Seharusnya cara-cara kolot seperti itu tidak perlu terjadi, apalagi di era keterbukaan seperti saat ini. Media kan punya hak untuk mendapatkan informasi tentang kedatangan ketua PSI untuk disebar ke masyarakat," tegas Riadis.
Ia juga menambahkan, jika ada yang melarang, berarti dia tidak paham arti keterbukaan informasi.
Dan jika memang acaranya digelar tertutup, seharusnya panitia bisa menyampaikannya dengan baik, tanpa harus dengan bahasa feodal seperti itu.
"Jika ada yang melarang berarti dia tidak paham arti keterbukaan informasi. Kita menyayangkan caranya begitu, ini tidak boleh terulang, harus menjadi catatan di intern partai," tambah Riadi.
Riadis berharap, PSI sebagai sebuah partai baru harusnya bisa memberikan contoh baik dan santun dalam berinteraksi dengan media.
(*)