Pilpres 2024

Gus Choi Curiga PDIP Punya Niat Buruk Terkait Rencana Pertemuan Puan dengan AHY

Editor: Dion DB Putra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani, Muhammad Prananda Prabowo, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan istri Annisa Pohan, Edhie Baskoro Yudhoyono dan istri Aliya Rajasa saat bersilaturahim di Hari Raya Idul Fitri di kediaman Megawati, Teuku Umar, Jakarta, Rabu (5/6/2019). Foto keakraban keluarga Mega dan SBY di masa lalu ini kembali beredar.

"PKS tidak khawatir Demokrat akan pindah, nyebrang dan lain-lain. Karena NasDem, Demokrat, PKS sudah punya piagam kerjasama yang solid, interaksi selama ini hangat dan kita saling percaya dan saling dukung," jelasnya, Senin (12/6/2023).

Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini juga merespons soal masuknya nama AHY dalam bursa bakal Cawapres untuk Ganjar Pranowo oleh PDIP. Terkait hal itu, Jazuli menanggapi santai, dengan menyebut bahwa setiap pihak termasuk yang ada di Koalisi Perubahan untuk tidak perlu bawa perasaan (Baper) soal pernyataan tersebut.

"Ya teman-teman bisa membaca lah ini serius nyebutnya atau basa basi, iya kan. Makanya itu nggak perlu baper," kata Jazuli saat ditemui awak media di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (12/6/2023).

Dirinya beranggapan, dengan masuknya AHY dalam radar Cawapres itu bukan berarti, hubungan antar partai politik terutama di Koalisi Perubahan harus terputus.

Sebab, apa yang disampaikan oleh Puan hanya sekadar ucapan, belum pasti, AHY akan diusung oleh PDIP. "Baru disebut aja, umpamanya pacar kamu disebut sama dia nih, masa kamu langsung minta putus, ye kan. Padahal dia cuma nyebut doang. Gimana sih. Ye kan. Santai aja kali," tutur dia.

Goyahkan Pencapresan Anies

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam berpendapat, pendekatan PDIP ke Demokrat berpeluang menggoyahkan keutuhan Koalisi Perubahan untuk Persatuan.

Apalagi, situasi ini terjadi ketika suhu politik antara Demokrat dan NasDem memanas beberapa waktu belakangan.

“Pendekatan PDIP terhadap Demokrat ini berpeluang menggoyahkan soliditas Koalisi Perubahan,” kata Umam, Senin (12/6/2023).

Umam mengungkit soal “serangan” NasDem terhadap Demokrat baru-baru ini imbas tidak sejalannya dua Parpol tersebut terkait waktu deklarasi bakal Cawapres pendamping Anies Baswedan.

Menurut Umam, sambutan baik Demokrat terhadap PDIP bisa jadi sebagai buntut dari eskalasi politik antara partai bintang mercy itu dengan NasDem.

Demokrat sangat mungkin melakukan evaluasi terhadap Koalisi Peruabahan dan elektabilitas Anies yang terus menurun. Bersamaan dengan itu, tak menutup kemungkinan partai pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu membangun kerjasama dengan PDIP. Jika hal tersebut terjadi, maka, Koalisi Perubahan terancam bubar, demikian pula dengan rencana pencapresan Anies Baswedan.

“Selain tiket pencapresan Anies akan hilang, juga narasi perubahan yang ia usung akan melemah,” ujar Umam.

Oleh karenanya, menurut Umam, Anies sebagai bakal Capres yang telah diberi mandat koalisinya untuk memilih bakal Cawapresnya harus bergerak cepat. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu disarankan untuk mengajak anggota Koalisi Perubahan, Demokrat, NasDem, dan PKS duduk bersama menguatkan kerjasama.

Bersamaan dengan itu, Anies dan tiga partai pendukungnya dapat segera mengkalkulasikan nama-nama yang potensial menjadi Cawapres, diukur dari berbagai indikator, mulai dari indikator elektoral, ideologi, logistik, kerentanan, jaringan partai, hingga jaringan non-partai yang dimiliki.

Halaman
123

Berita Terkini