Laporan Wartawan TribunLombok.com, Jimmy Sucipto
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Sejumlah partai politik (Parpol) yang akan bertarung di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 punya berbagai strategi untuk menang.
Dari mengandalkan figur dan efek ekor jas, hingga pengalaman serta logistik yang kuat dan masif.
Tak terkecuali partai pemenang pada Pileg 2019 dan mendominasi kursi di DPRD NTB.
Yakni Partai Golongan Karya (Golkar), dengan perolehan terbanyak di DPRD NTB dengan 10 kursi.
Kemudian Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), dengan titel suara terbanyak pada Pileg 2019 sebelumnya.
Baca juga: Peluang Parpol Baru Peserta Pemilu 2024 di Kota Bima Menghadapi Golkar Sang Raksasa
Direktur Makara Riset dan Strategi Bayu Satria Utama, Partai Golkar dan Partai Gerindra NTB berpotensi untuk kembali berjaya pada Pileg 2024.
Petahana DPRD NTB dari Partai Golkar dan Partai Gerindra yang berpengalaman, setidaknya harus memiliki dua modal.
Yakni modal sosial yang ada di daerah pemilihan (Dapil) masing-masing, dan modal ekonomi.
Modal pengalaman serta kerja sosial dan ekonomi diharapkan mampu mematahkan dominasi ketokohan di NTB.
"Harus memiliki modal sosial dan ekonomi. Sehingga kader-kader Golkar dan Gerindra bagus di daerah, bisa mempertahankan kursi-kursi yang sudah dimiliki pada tahun 2019," ungkapnya, Jumat (2/6/2023).
Layaknya ketokohan TGB Muhammad Zainul Majdi dari Partai Perindo, Fahri Hamzah dari Partai Gelora dan Anies Baswedan di Partai NasDem.
Pileg 2024, sambung dia, membutuhkan biaya yang besar untuk partai pemenang apabila hendak mengamankan kursi.
Lantaran party-ID di kalangan masyarakat yang sangat rendah berikut afiliasinya.
Bayu menyebut partai pemenang harus bekerja keras untuk mempertahankan suara konstituen serta menggaet pemilih baru.