Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Lombok Timur, M. Safwan menyambut baik launching desa bisnis iklusif yang dirintis konsorsium ADARA Nusa Tenggara Barat (NTB).
Hal tersebut dikatakan M. Safwan dalam acara launching Desa Bisnis Inklusif di Desa Jurit Baru, Senin (15/5/2023).
Baca juga: Konsorsium ADARA NTB Akan Menggelar Workshop dengan Media di Nusa Tenggara Barat
Dikatakannya, Dinas Koperasi dan UMKM Lombok Timur siap mengambil alih estafetpembinaan terhadap UMKM yang ada di tiga desa inlusif tersebut, yakni Desa Pringgasela Selatan, Beririjarak, dan Desa Jurit Baru.
"Tentu harus ada dukungan dari OPD terkait, dari hulu ke hilirnya. Dari sisi budidaya, bagaimana aren bisa terpelihara, terjaga, dikembangkan, dan diolah lebih banyak lagi karena aren sama dengan kelapa, semua dari akar sampai ujung daun semuanya bermanfaat," jelasnya.
Safwan mengatakan, setiap UMKM harus memiliki pengetahuan untuk memanfaatkan sumber daya yang ada dengan sistem berkelanjutan.
"Jadi bagaimana ini diolah dengan baik untuk manfaat jangka panjang bagi masyarakat kita. Pengolahannya tidak hanya berhenti dari segi produksi, kemasan juga bagaimana? Bisa kita manfaatkan digitalisasi, bagaimana menjualnya secara online," kata Safwan.
Menurut dia, Desa Jurit Baru tidak hanya memiliki Sumber Daya Alam (SDA) berupa aren, namun ada potensi yang lain yang bisa dikembangkan.
"Seperti wisata gunung. Hal itu bisa menjadi satu paket, orang berwisata di sini sekaligus bisa menikmati produk olahan dari aren," katanya.
Safwan meminta UMKM kreatif dan lebih sungguh memperhatikan kemasan produk.
Dia mengajak dinas terkait seperti Dinas Pertanian untuk ikut serta membantu masyarakat soal peremajaan tanaman aren. Begitupun dengan Dinas Perindustrian untuk memfasilitasi UMKM yang ada.
"Intinya nanti tugas kita yang akan mengawal pembinaan kelompok kelompok aren ini, seperti yang sudah kami lakukan di desa Pengkelak Aik. Harapan kita dengan launching Desa Bisnis Inklusif orang tahunya gula semut, gula aren itu di Desa Jurit Baru," kata Safwan.
Sementara Koordinator Konsorsium ADARA NTB, Muhammad Juaini mengatakan, Desa Jurit Baru memiliki potensi pertanian khususnya aren yang luar bisa.
Selain potensi aren, hasil perkebunan termasuk kopi melimpah di desa itu. Demikian juga warisan budaya tenun.
Itulah sebabnya, kata Wen, sapaan akrab Juaini, konsorsium Adil Sejahtera (ADARA) NTB yang merupakan gabungan dari dua lembaga yakni Gema Alam dan LBH Apik didukung Oxfam coba memanfaatkan potensi tersebut berlandaskan pada tiga pilar pokok.
Ketiga pilar yaitu penghapusan kekerasan berbasis gender, pemberdayaan ekonomi perempuan dan peningkatan akses kontrol perempuan dalam pengambilan keputusan.
Wen mengatakan, pihaknya coba mengoptimalkan pilar kedua, yakni pemberdayaan ekonomi perempuan.
"Pilar kedua yakni permberdayaan ekonomi perempuan, berangkat dari beberapa potensi yang diusung oleh pendampingan ADARA di tiga desa yakni Pringgasela Selatan, Beririjarak, dan Desa Jurit Baru," kata Wen.
Utamanya pada bira yang menjadi kekayaan alam dari desa Jurit Baru, mengingat dari ujung akar sampai ujung daun bisa dimanfaatkan, maka dari itu ADARA memulai mengembangkan UMKM dimulai dari produkolahan nira, maka terciptalah produk olahan nira yakni gula aren semut.
Selain dari olahan nira, di tiga desa tersebut konsorsium ADARA juga mengembangkan produk UMKM lokal, seperti Rerempek yakni tenunan yang dibuat dari tenun sisia. Ini sekaligus mendukung program pemerintah yakni zero waste.
Selain itu, di Desa Prungga Jarak ada olahan berbahan dasar kopi, seperti kopi bubuk, dan pukis yang terbuat dari kopi asli.
"Dari barang ini sudah ada label halal, dan untuk tenun sudah mendapatkan hak kekayaan intelektual," ujarnya.
Menurut dia, ADARA membantu dari segi pemasaran melalui bazar dan pameran, dan penjualan secara online. Demikian pula melalui ritel moderen.
"Pasar yang sejauh ini sudah disentuh seperti, Ruby, Niaga, dan teman-teman sudah terbiasa dikunjugi wisatawan asing. Teman-teman ini juga disuport keluarga, dan didukung Deskranasda. Khusus tenun sudah diakui Unesco," demikian Wen. (*)