Pengurus Partai Perindo NTB ramai-ramai menyatakan diri keluar dari partai besutan Hary Tanoesoedijbdo, Jumat (10/2/2023) di Mataram.
Tak hanya resmi menyatakan keluar, mereka juga melakukan pembakaran terhadap baju Partai Perindo dan Kartu Tanda Anggota (KTA) masing-masing.
Tindakan itu dilakukan sebagai bentuk kekecewaan atas sikap yang diambil DPP Partai Perindo.
Sebelumnya, Lalu Athari Fathullah dicopot dari jabatan Ketua DPW Perindo NTB dan digantikan Khairul Rizal.
Hadir dalam kesempatan tersebut mantan Ketua DPW Perindo NTB Lalu Athari Fathullah, Sekretaris DPW Perindo NTB Abdul Madjid, Bendahara DPW Perindo NTB Zumroni dan sejumlah pengurus teras lainnya.
"Berdasarkan SK yang ada sekarang, saya masih sekretaris. Saya berbicara atas nama partai dan pengurus. Saya secara resmi bersama kawan-kawan, sejak Jumat 8 Februari ini menyatakan diri keluar dari Partai Perindo," kata Sekretaris DPW Perindo NTB Abdul Majid.
Pihaknya mengungkapkan sejumlah alasan mengapa mereka mengambil sikap demikian.
Abdul Majid menukil apa yang disampaikan Ketua Harian Nasional DPP Partai Perindo Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi saat bertemu beberapa waktu yang lalu.
"Perlu kami sampaikan alasan kenapa kami direposisi, kalau kata TGB kepada kami, mereka ingin mencari sosok ketua partai yang bisa berdiri sejajar dengan partai lain. Itu kata TGB," terang Abdul Majid.
Baca juga: TGB Zainul Majdi Minta Kader Partai Perindo Punya Mental Petarung dan Pemenang
"Kalau dibahasakan nanti ditanya ke TGB apa maksudnya. Mungkin kami dianggap tidak layak dan tidak mampu," sambungnya.
Abdul Majid secara pribadi menyampaikan alasan yang lebih rinci mengapa ia memilih hengkang dari Perindo.
Pertama, semangat inklusivitas dan terbuka untuk semua pihak yang selama ini digaungkan Partai Perindo dinilainya sama sekali tidak terbukti di NTB.
Kedua, kampanye menolak politik identitas yang sering disampaikan elite Partai Perindo sama sekali juga tidak terbukti di NTB.
"Kemudian menolak politik identitas, nyatanya di NTB tidak terbukti. Itu hanya kampanye biasa, slogan kosong, itu yang membuat saya mengundurkan diri," jelasnya.
"Alasan ini cukup kuat bagi saya. Kami bergabung dulu diajak Lalu Athari karena melihat visi misi Partai Perindo yang sangat besar,menolak poltik identitas, inklusif, terbuka untuk semua kalangan. Tapi nyatanya tidak benar," sambungnya.